Sukses

China Turunkan Harga BBM

China menurunkan harga BBM mulai Kamis 25 April 2013 seiring dengan turunnya harga minyak dunia. Langkah ini dinilai akan membantu China untuk mengendalikan laju inflasi.

China menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Kamis (25/4/2013) seiring dengan turunnya harga minyak dunia. Langkah ini dinilai akan membantu negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia untuk mengendalikan laju inflasi.

Seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (25/4/2013), harga bensin eceran turun sebesar 395 yuan atau setara Rp 621.790 per ton dan solar sebesar 400 yuan atau Rp 629.666 per ton mulai Kamis, menurut Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform Commission/NDRC).

Sementara harga eceran bensin di SPBU akan diturunkan sebesar 0,29 yuan atau setara Rp 456,5 per liter dan solar sebesar 0,34 yuan atau Rp 535,2 per liter.

Penyesuaian harga BBM dilakukan setelah NDRC memperkenalkan mekanisme penetapan harga baru di pasar domestik untuk melacak perubahan harga minyak dunia lebih cepat dari sebelumnya.

Harga yang ditetapkan memperhitungkan perubahan harga rata-rata di pasar global selama 10 hari kerja sebelum harga bahan bakar disesuaikan, dari sebelumnya 22 hari kerja. Hal itu dilakukan untuk lebih mencerminkan perubahan dalam pasar minyak global.

Harga BBM di China tidak akan berubah jika ada perubahan harga minyak dunia kurang dari 50 yuan per ton. Sebelumnya, penetapan harga BBM di negeri Tirai Bambu itu akan disesuaikan bila harga minyak Brent, Dubai dan minyak mentah Cinta berubah lebih dari 4% selama 22 hari kerja.

Chen Qing, seorang analis konsultan energi sumber daya dengan situs chem99.com, mengatakan harga bahan bakar akan turun sekitar 6% dan akan menyeret Indeks Harga Konsumen (IHK) turun 0,012 poin.

Dia berharap penurunan harga bensin dan solar akan menekan 3,1% biaya di industri transportasi dan 2,15% di sektor logistik.

Harga bahan bakar telah diatur secara ketat di China karena pemerintah sangat prihatin tentang dampaknya penyesuaian harga terhadap inflasi di negara dengan penduduk terpadat di dunia tersebut.

Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) seiring turunnya stok bensin di Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Namun kenaikan harga minyak masih dibatasi kekhawatiran investor terhadap ekonomi global.

Seperti dikutip dari Xinhua, Kamis *25/4/2013), minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juni naik US$ 2,25 menjadi US$ 91,43 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan internasional, untuk pengiriman Juni juga naik US$ 1,42 menjadi US$ 101,73 per barel.(Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini