Sukses

Ironis! Mau Naikkin Harga BBM, Solar Malah Langka

Kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah daerah dinilai sangat ironis karena pemerintah berencana menaikan harga BBM subsidi termasuk solar bagi kendaraan pelat hitam.

Anggota Komisi VII DPR Rofi Munawar menilai kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah daerah sangat ironis karena pemerintah berencana menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi termasuk solar bagi kendaraan pelat hitam.

Dari berbagai kasus pengendalian dan kenaikan, lanjut Rofi, pemerintah terlihat selalu tidak antisipatif dan senantisa bertindak reaktif dalam melakukan pengendalian saat wacana kenaikan BBM digulirkan.

“Masyarakat mengalami kepanikan secara massif, sedangkan operator lepas tanggung jawab atas dasar mentaati kuota,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Untuk itu, imbuh dia, pemerintah harus segera bertindak untuk mengatasi kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah daerah. Jika kondisi itu dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak sosial dan mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

"Antrean solar di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan adanya mekanisme yang salah dalam pendistribusi solar selama ini," kata Rofi.

Menurut dia, langkah pengendalian konsumsi solar saat ini dilakukan tanpa memperhatikan jumlah kebutuhan dan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat.

Kelangkaan solar saat ini telah berdampak luas kepada sektor kehidupan lainnya, seperti para nelayan kesulitan mendapatkan pasokan solar untuk melaut, petani terkendala dalam melakukan penggilangan padi pasca panen, terhambatnya distribusi komoditas pokok dan timbulnya kemaceten yang membuat biaya logistik meningkat.

Rofi meminta pemerintah dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serius menginventarisir dengan baik seluruh kelemahan distribusi yang terjadi, jika memang pasokan kurang maka harus mengambil langkah solusi segera.

"Begitupun jika terjadi penyimpangan maka harus segera ditindak dan diberikan sanksi yang tegas pelakunya, karena dalam kondisi seperti ini sangat rentan penyalahgunaan dari pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas Rofi. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.