Sukses

Modal Bank DKI Bakal Kian Menumpuk Setelah Disuntik Jokowi

April 2013 ini, Pemerintah Provinsi DKI sudah merealisasikan penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada Bank DKI sebesar Rp 450 Miliar.

PT Bank DKI ketiban untung. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta ini akan kembali mendapatkan suntikan modal hingga Rp 1 triliun, di saat kinerjanya juga tercatat baik.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada April ini sebenarnya sudah merealisasikan penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada Bank DKI sebesar Rp 450 Miliar.

Jokowi diketahui merencanakan menyuntik kembali Bank DKI karena mempertimbangkan pertumbuhan dari kinerja Bank DKI yang tumbuh secara konsisten.

Serta visi dan misi Bank DKI yang telah dicanangkan, Pemprov DKI Jakarta terus menunjukkan konsistensi dukungan terhadap Bank DKI, terutama dalam penguatan permodalan.

Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono menuturkan kinerja Bank DKI yang konsisten naik merupakan bukti keseriusan jika bank ini memang layak mendapatkan tambahan modal dari Pemprov DKI Jakarta.

Dengan adanya tambahan penyertaan modal tersebut, modal disetor Bank DKI naik menjadi  Rp 1,58 triliun. “Penguatan struktur modal Bank DKI menjadi pijakan dasar yang baik bagi Bank DKI untuk melanjutkan ekspansi Bank DKI,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (29/4/2013).

Eko mengatakan penambahan penyertaan modal Pemprov DKI menguatkan langkah Bank DKI untuk melakukan ekspansi di mana bank ini memang membutuhkan modal untuk ekspansi.

Tercatat, tahun 2012 Pemprov menambah modal sebesar Rp 500 miliar agar mampu mendongkrak posisi CAR Bank DKI berada pada posisi 12,30% dari posisi CAR 2011 yang berada pada posisi 9,57%.

April 2013, Pemprov kembali menambah modal sebesar Rp 450 miliar yang kembali menaikkan posisi CAR Bank DKI per April 2013 pada posisi 15,38%.

Kinerja Bank DKI

PT Bank DKI mencatat pertumbuhan laba 33,44% menjadi Rp 211,56 miliar sampai kuartal I 2013. Dengan pertumbuhan total aset Rp 24,54 triliun, meningkat 12,13%.

Kemudian perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 19,78 triliun, tumbuh 16,28% dan penyaluran kredit sebesar Rp 15,09 triliun, tumbuh sebesar 12,85%.

Rasio keuangan Bank DKI juga menunjukkan peningkatan diantaranya NPL Nett yang membaik dari periode yang sama sebelumnya.

NPL Nett per Maret 2013 berada pada posisi 2,30%, membaik dari posisi 3,17% di Maret 2012. ROA meningkat dari posisi 3,03% pada posisi Maret 2012 menjadi 3,44% per Maret 2013.

NIM meningkat dari 5,50% pada posisi Maret 2012 menjadi 5,84% per Maret 2013. LDR meningkat 65,53% per Maret 2012 menjadi 75,65% per Maret 2013. CAR juga mengalami peningkatan dari 12,09% per Maret 2012 menjadi 12,83% per Maret 2013.

Bank DKI tahun ini juga terus merencanakan ekspansi jaringan sebanyak 50 kantor, utamanya di beberapa kota besar dan penguatan daya saing Bank DKI di Jabodetabek. Beberapa waktu kemarin, Bank DKI menambah jaringan kantor di Surakarta dan Bandung.

Jumlah jaringan kantor Bank DKI per April 2013 mencapai 204 jaringan kantor yang terdiri dari 21 kantor cabang konvensional, 2 cabang syariah, 38 cabang pembantu konvensional, 8 cabang pembantu syariah, 105 kantor kas konvensional dan kantor kas syariah, 31 payment point berikut dengan 4 samsat drive thru.

Dalam waktu dekat Bank DKI merencanakan untuk membuka kantor layanan setingkat kantor Cabang di Depok dan Bumi Serpong Damai serta di beberapa kota besar seperti di Pekan Baru, Palembang dan Makasar. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.