Sukses

Kenaikan BBM Satu Harga Diprediksi Sumbang Inflasi 2,5%

Rencana pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (bbm) dengan skema satu harga diperkirakan akan menyumbang kontribusi terhadap inflasi sebesar 2% sampai 2,5%.

Rencana pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (bbm) dengan skema satu harga diperkirakan akan menyumbang kontribusi terhadap inflasi sebesar 2% sampai 2,5%.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu Krisnamurthi mengatakan kenaikan bbm sudah pasti akan mempengaruhi inflasi.

"Pengaruhnya ke inflasi, dampaknya 2-2,5% on top, itu kontribusi ke inflasinya," kata Bayu, di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Menurut Bayu, dengan penetapan kenaikan harga bbm menjadi 1 harga maka pengurangan subsidi berlaku tidak hanya kepada orang-orang mampu saja, tetapi semua tingkatan dan level perekonomian masyarakat.

Namun, ia memastikan seperti kutipan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, jika besaran harga bbm tak akan lebih dari Rp 6.500 per liter.

"Dari kemarin, Pak Jero bilang nggak sampai Rp 6.500 per liter," ungkap dia.

Selain itu, pengurangan subsidi yang dilakukan untuk semua kelas ekonomi masyarakat tersebut, akan diimbangi dengan sepaket kebijakan penanggulangan kemiskinan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2013 sudah sangat memberatkan. Untuk itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM subsidi secara terbatas.

Saat ini, harga BBM subsidi jenis premium dan solar dijual seharga Rp 4.500 per liter. Sementara harga keekonomiannya sekitar Rp 10 ribu per liter, tergantung harga minyak mentah. (Est/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.