Sukses

Bolak-balik Bilang BBM Mau Naik, Tapi Soal Waktu Tetap Tak Jelas

Pejabat setingkat menteri sampai presiden bolak balik mengatakan harga BBM akan naik. Tapi soal waktu tetap saja tak ada kejelasan. Komunikasi politik seperti ini dinilai keliru.

Pejabat setingkat menteri sampai presiden bolak balik mengatakan harga BBM akan naik. Tapi soal waktu tetap saja tak ada kejelasan. Komunikasi politik seperti ini dinilai keliru.

Sampai hari ini banyak yang percaya Presiden akan mengumumkan kenaikan harga BBM di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

Tunggu punya tunggu, lagi-lagi tidak ada kejelasan kapan waktu kenaikan BBM itu akan dilakukan. Meskipun dengan tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bilang subsidi BBM akan dikurangi dan BBM akan naik dengan harga terbatas.

Sampai kapan aksi bolak-balik bilang BBM akan naik ini berlangsung?

Yang jelas menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Priagung Rakhmanto, pernyataan Presiden bahwa kenaikan BBM menunggu keputusan dana kompensasi mengulangi kesalahan yang dilakukan tahun lalu.

"Ini komunikasi politik keliru, kesalahan tahun lalu diulang," ungkap Priagung ketika dihubungi Liputan6.com.

Dia juga menyoroti pernyataan SBY soal kenaikan harga BBM selalu penuh dengan pencitraan. Pasalnya setiap kali membicarakan kenaikan harga BBM, SBY selalu menekankan pentingnya kompensansi untuk rakyat.

"Pencitraannya sudah terlalu berlebihan. Harusnya Presiden tegas naik atau tidak naik. Karena ketidakpastian ini malah bikin rakyat bingung," paparnya.

Pengamat Perminyakan Kurtubi menyatakan sejak pemerintah melontarkan rencana kenaikan harga BBM subsidi, aksi penimbunan sudah langsung terjadi.

"Mereka memanfaatkan momen kenaikan harga. Begitu harga nanti naik, BBM yang ditimbun langsung dilepas," jelas dia.

Sementara dalam sambutannya di acara Musrenbangnas, Presiden SBY membantah jika dirinya dituding ragu naikkan BBM. Menurutnya, pemerintah tetap konsisten soal kebijakan harga BBM.

"Cek statement saya. Bagi pemerintah kenaikan harga BBM adalah jalan terakhir jika tak ada opsi lain," tegasnya.

Presiden justru menyayangkan banyaknya rumor yang muncul soal kenaikan harga BBM.

"Sejak tadi malam hingga hari ini beredar berita, bangsa kita memang senang dengan rumor dan desas-desus, bahwa presiden akan sampaikan pengumuman BBM," kata Presiden SBY dalam sambutan Musrenbangnas tahun 2013 di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Mendengar besarnya perhatian masyarakat pada wacana kebijakan baru BBM tersebut, Presiden pun langsung bereaksi. Dalam jawabannya, SBY menyatakan BBM memang harus naik. Alasannya beban kesehatan fiskal dalam Anggaran Pendapatan  dan Belanja Negara (APBN) 2013 semakin berat.

Presiden menyatakan kenaikan harga BBM baru bisa dilakukan jika dana kompensasi yang dibutuhkan sudah siap.

"Jadi begitu naik, dana langsung cair. Tak boleh ada gap. Maka (kenaikan BBM) tergantung kesiapan dana kompensasi," katanya.

Keputusan kesiapan dana kompensasi sendiri tak sepenuhnya berada di tangan pemerintah. Presiden harus memperoleh persetujuan dari anggota legislatif untuk bisa mencairkan dana kompensasi salah satunya adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Pemerintah sendiri baru akan menyerahkan Rencana APBN-Perubahan 2013 yang salah satunya mengusulkan pengajuan dana kompensasi dari kenaikan harga BBM.

Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar memperkirakan RAPBN-P 2013 tersebut akan diajukan pada Mei ini. Diharapkan pemerintah dan DPR mencapai kesepakatan pada akhir Mei sehingga harga baru BBM bisa diterapkan pada awal Juni 2013.

"(Jika Mei disepakati) maka pengumumkan bisa dilakukan 1 Juni," kata Mahendra. (Shd/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.