Sukses

RAPBN Penentu Harga Baru BBM Diajukan Pertengahan Mei

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa berencana mengajukan RAPBN-P 2013 pada pekan kedua Mei ini. RAPBN-P itu menyangkut dana kompensasi dari kenaikan harga BBM Subsidi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa berencana mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 pada pekan kedua Mei ini. RAPBN-P tersebut juga menyangkut dana kompensasi dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi.

"Pemerintah dan Presiden akan berkonsultasi dengan pimpinan DPR setelah pulang dari luar negeri untuk mengajukan RAPBN-P 2013. Kemungkinan minggu kedua di Mei ini," ucap dia di Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Hatta berharap, pembahasan RAPBN-P kali ini bisa berjalan lancar. Terpenting, lanjutnya, pengajuan RAPBN-P ini membantu upaya pemerintah tetap menjaga defisit anggaran di bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Karena kalau business as ussual, kuota BBM subsidi pasti akan melompat tinggi sekali. Kemarin kuota itu sudah tinggi ketika kuota setahun dibagi per hari tidak cukup. Jadi tidak mudah memberi pemahaman ke masyarakat bahwa situasi ini urgent untuk mengatasi peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, sehingga impor meningkat luar biasa dan terjadi twin deficit," jelas dia.

Bila defisit pembayaran dan penerimaan tidak segera diatasi, pemerintah khawatir neraca pembayaran bakal menggangu. "Defisitnya dari kalau business as ussual bisa 3,83%, ini drop melampaui 3%. Tapi kami akan berusaha menjaga supaya di bawah 3%," tukas dia.

Untuk itu, pemerintah berupaya memperjuangkan dana kompensasi atau bantuan masyarakat yang masuk dalam RAPBN-P 2013, diantaranya pemberian beras miskin (raskin), program keluarga harapan (PKH), beasiswa miskin dan bantuan langsung masyarakat sementara dengan peningkatan jangkauan dan jumlah anggaran.

"Dana kompensasi itu masih dihitung, karena Presiden juga masih melihat asumsi tergantung pada seberapa besarnya nanti. Kalau berubah pasti ada penyesuaian," kata Hatta. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.