Sukses

Produksi Emas Newmont Anjlok, Bumi Resources Minerals Merugi

Penurunan produksi emas dan tembaga di Tambang Batu Hijau yang dikelola PT Newmont Nusa Tenggara telah menekan kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal I 2013.

Penurunan produksi emas dan tembaga di Tambang Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat yang dikelola PT Newmont Nusa Tenggara telah menekan kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada kuartal I 2013.

Perusahaan tambang mineral milik keluarga Bakrie itu mencetak rugi US$ 7,9 juta atau setara Rp 76,8 miliar hingga akhir Maret 2013, turun dari laba yang diraup pada periode yang sama tahun lalu US$ 62.871 atau sekitar Rp 611,7 juta.

Menurut VP Investor Relations PT Bumi Resources Minerals, Herwin W. Hidayat, kontribusi laba bersih dari Newmont mengalami penurunan dikarenakan oleh pengembangan fase 6 yang tengah berlangsung di lokasi tambang Batu Hijau. Hal ini menyebabkan penurunan produksi tembaga dan emas yang bersifat sementara.

"Lokasi tambang Batu Hijau diharapkan dapat segera meningkatkan produksinya setelah diselesaikannya pengembangan di fase 6 tersebut," ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (1/5/2013).

Produksi emas dari tambang yang dikelola Newmont tercatat 14 ribu ounces hingga kuartal I 2013, turun 36,3% (year on year) dari realisasi tahun lalu 22 ribu ounce. Sedangkan  produksi tembaga di tambang yang dikelola perusahaan tambang asal AS itu juga turun menjadi 40 juta pound, dari periode yang sama tahun lalu 43 juta pound.

Rata-rata harga jual emas Newmont sepanjang kuartal I 2013 tercatat US$ 1.631 per ounce, dan harga tembaga US$ 3,13 per lb. Emiten berkode BRMS ini tercatat memiliki 18% saham di Newmont Nusa Tenggara.

Terlepas dari penurunan produksi yang bersifat sementara tersebut, lanjut Herwin, beberapa konsesi yang dikelola oleh perseroan menunjukan kemajuan dalam kinerja operasinya. Hal ini dapat dilihat di lokasi tambang seng dan timah hitam yang dikelola oleh Dairi Prima mendapatkan izin penambangan bawah tanah dari pemerintah.

Konsesi tembaga dan emas yang dioperasikan oleh Gorontalo Minerals melaporkan estimasi sumber daya berdasarkan JORC yang cukup besar yaitu 292 juta ton bijih.

"Selain itu, BRMS masih dapat mempertahankan Rasio Pinjaman terhadap Modal yang cukup baik yaitu 0.34 kali," ungkapnya.
 
BRMS adalah perusahaan tambang mineral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Melalui beberapa anak perusahaannya, BRMS mengoperasikan 18% kepemilikan di NNT, 80% kepemilikan di Dairi Prima Mineral, dan 80% kepemilikan di Gorontalo Minerals. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini