Sukses

Pemerintah Gamang Soal BBM Buat BPS Sulit Prediksi Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku masih menghitung besaran estimasi inflasi sebagai dampak terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku masih menghitung besaran estimasi inflasi sebagai dampak terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Ketidakpastian soal inflasi ini lantaran kegamangan pemerintah untuk menentukan harga kenaikan BBM menjadi sebesar Rp 6.000 atau Rp 6.500 per liter.

"Kami masih melakukan simulasi kenaikan harga BBM subsidi terhadap inflasi atau dampak lain baik secara langsung maupun tidak langsung," ujar Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (1/5/2013).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan hal serupa.

Dia menyatakan, ekspektasi besaran inflasi tersebut harus menunggu kepastian kenaikan harga BBM subsidi yang akan diputuskan pemerintah melalui diskusi dengan dewan perwakilan rakyat (DPR).

"Belum bisa disampaikan terkait inflasi bulanan maupun tahunan, karena kami masih mengikuti perubahan dari pemerintah. Setiap bulan juga inflasi naik turun," jelasnya.

Berkaca pada 2008 di mana pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM subsidi sama dengan rencana tahun ini menjadi Rp 6.000 per liter, Sasmito optimistis inflasi tahun kalender pada akhir 2013 akan lebih kecil dibanding tahun 2008 yang sebesar 11%.

"Mudah-mudahan tidak sebesar itu, meski kenaikan harganya sama. Karena saya lihat sekarang lebih banyak motor sehingga konsumsi BBM subsidi akan lebih irit dibandingkan mobil," ungkapnya.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi lebih jauh mengenai estimasi inflasi hingga akhir tahun ini termasuk rencana kenaikan harga BBM subsidi, dia tetap bungkam.(Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.