Sukses

Tukang Bor Minyak Indonesia Diminati di Afrika

Tenaga ahli bidang perminyakan asal Indonesia banyak menjadi incaran sejumlah negara. Salah satunya adalah Afrika.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengakui tenaga ahli bidang perminyakan asal Indonesia banyak menjadi incaran sejumlah negara. Salah satunya adalah Afrika.

"Yang membuat kami terkejut adalah permintaan jasa, konsultan, pengembangan. Bukan hanya properti tapi tambang dan migas cukup dicari di Afrika," kata Bayu di Kantornya, Jakarta, Kamis (2/4/2013).

Terkait dengan promosi produk dalam negeri di pasar dunia, Bayu menuturkan, pihaknya masih melakukan perluasan pasar ke luar negeri.  Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat produk Indonesia di pasar dunia.

"Kalau sasaran ekspor, kami perluas pasar dan jenis produk yang diekspor. Kita berikan nilai tambah. Sasaran prioritas Afrika, Presiden sudah melakukan di sana. Selain itu, Asia Tengah dan Timur tengah saya kira itu potensial," ungkap Bayu.

Bayu mengungkapkan produk lokal yang laku di pasar dunia adalah produk perkebunan dan olahannya, elektronik, otomotif, tekstil, dan makanan olahan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini sebelumnya mengakui saat ini banyak ahli migas lokal yang memilih bekerja di luar negeri terutama di lima negara seperti Saudi Arabia, Yaman, Malaysia, Afrika dan Inggris.

"Ada sekitar 1.500 sumur di Indonesia mau dibor, tapi ternyata ahli migasnya justru laku di luar negeri, seperti Saudi Arabia, Yaman, Malaysia, Afrika dan Inggris," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Dia mengaku, jika tenaga migas tanah air laris manis diserbu negara lain yang mampu memberikan penawaran gaji cukup tinggi. Alasannya, ahli migas Indonesia sangat cakap dan berkompeten di bidangnya.

"Tapi kalau semua (ahli migas) diambil negara lain bagaimana dengan nasib pengeboran di negeri sendiri. Dengan begitu, Indonesia jadi kekurangan ahli migas untuk bisa menaikkan produksi atau lifting migas," terang dia. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.