Sukses

PLTU Tidore Beroperasi, PLN Bisa Hemat Rp 1 Miliar per Hari

PLN berharap beroperasinya PLTU Tidore Maluku Utara berkapasitas 2 X 7 Megawatt (MW) dapat menghemat anggaran Rp 1 miliar per hari. Proses pembangunan PLTU itu dijadwalkan selesai pada Agustus 2013.

PT PLN (Persero) berharap beroperasinya Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) Tidore Maluku Utara berkapasitas 2 X 7 Mega watt (Mw) dapat menghemat anggaran Rp 1 miliar per hari.  Saat ini, proses pembangunan PLTU tersebut dijadwalkan selesai pada Agustus 2013.

Seperti dikutip liputan6.com dari situs resmi PT PLN (persero), Kamis (9/4/2013), PLTU Tidore berkapasitas 2 X 7 MW merupakan bagian dari proyek percepatan 10 ribu MW tahap pertama luar Jawa.

Saat ini beban puncak di Ternate mencapai 22 MW sedangkan daya mampu 21 MW yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Dengan beroperasinya PLTU Tidore, PLN memperkirakan potensi penghematan penggunaan BBM bisa mencapai Rp 1 miliar per hari.

Semula, pembangunan PLTU Tidore rencananya bakal selesai dibangun pada September 2013. Namun dengan pertimbangan berbagai hal, proses pengerjaan PLTU tersebut akan dipercepat dan ditargetkan selesai pada Agustus 2013.

Hingga akhir 2012, proyek pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahap 1 atau fast track program (FTP) 1 menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Dari total kapasitas proyek pembangkit sebesar 9.877 MW, 6.938 MW telah beroperasi dan menghasilkan listrik. Dari jumlah itu sebesar 4.510 MW atau 8 PLTU telah beroperasi penuh sejak 2010. Sisanya sebesar 2.428 MW yang berasal dari 8 PLTU dalam tahap uji coba sejak 2011.

Kedelapan PLTU yang telah beroperasi penuh sejak 2010 adalah PLTU new Suralaya, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Kendari, PLTU Paiton 1 dan PLTU Amurang. Sedangkan PLTU yang dalam tahap uji coba ini akan beroperasi penuh pada tahun ini.

Selain FTP tahap I, PLN sudah memiliki proyek FTP tahap II dengan membangun pembangkit-pembangkit dengan total kapasitas 10.047 Mw di 98 lokasi terbagi di seluruh Indonesia. Pada FTP II, 37% dibangun oleh PLN, 63% dibangun oleh pihak swasta (Independent Power Producer). Berbeda dengan FTP I yang semua pembangkitnya milik PLN.

Pada FTP II, 60% pembangkit menggunakan energi baru terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan tenaga air (PLTA), sisanya pembangkit dengan energi yang tidak terbarukan, PLTU (batubara), PLTG (gas), dan PLTGB (gas batubara). (Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini