Sukses

Menyulap Batu Alam Jadi Bisnis Beromzet Miliaran Rupiah

Perhiasan batu alam khas Kalimantan sudah melanglang buana ke sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Italia dan Jerman.

Menyebut Kota Martapura, Anda pasti akan langsung teringat pada keindahan batu permatanya. Kota di Kalimantan Selatan ini memang tersohor sebagai penghasil batu alam dan batu permata di dunia.

Sejak puluhan tahun lalu, batu permata telah menghiasai tubuh para kaum hawa. Maklum saja, wanita dan perhiasan bagaikan dua sisi yang tak dapat dipisahkan satu sama lain.

Kota Martapura juga sudah banyak melahirkan pengusaha maupun pengrajin perhiasan dari batu permata sukses dan mandiri. Bahkan keberhasilannya telah menembus pasar internasional.

Sebut saja Ria dan Irzal Firmanzah, pengusaha batu alam asal Martapura. Ibu dan anak ini memulai usaha perhiasan sejak 1997 dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam daerah Martapura.

"Batu alam dan permata ini diambil langsung dari pegunungan. Jadi keasliannya bisa dijamin," kata Ria saat ditemui di pameran perhiasan internasional di Jakarta, Sabtu (11/5/2013).

Dengan keterampilannya mendesain, batu alam dan permata itu disulap menjadi perhiasan cantik dan memiliki karya seni tinggi, karena diproduksi menggunakan tangan tanpa mesin.

"Saat itu, modal saya kecil untuk membangun usaha. Tapi ternyata respons masyarakat terhadap perhiasan dan batu permata sangat besar, sehingga bisnis ini berkembang serta mencapai puncak pada 2006," terang dia yang tampil ayu menggunakan balutan kain khas Kalimantan dan kalung buatannya.

Ria mengklaim desain produk perhiasannya tidak akan dapat ditemukan oleh pengusaha batu permata lain. Pasalnya, dia hanya mengandalkan tangan-tangan terampil dari para pengrajin.

"Kami sengaja tidak buat workshop, murni industri rumahan supaya desain tidak dicontek dengan perusahaan atau pengusaha lain," ujarnya.

Saat ini, ribuan koleksi bermerek Batu Alam Kalimantan, mulai dari cincin, gelang, kalung, bros dan sebagainya berjejer rapi dalam pameran perhiasan internasional di Balai Kartini sejak 9-12 Mei 2013.

"Kami tawarkan harga mulai dari Rp 50 ribu untuk gelang model simpel sampai dengan Rp 15 juta per buah untuk sebuah bros berdesain etnik. Bros tersebut dilapisi emas muda dengan kadar 40%," jelasnya.

Selain itu, pemasaran perhiasan Batu Alam Kalimantan sudah melanglang buana hingga negara Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Italia dan Jerman.

Tak heran bila Ria dan Irzal dapat mengantongi omzet mencapai ratusan juta rupiah dalam satu hari melalui strategi pemasaran dalam bentuk pameran.

"Kalau lagi sepi Rp 20 juta per hari, tapi kalau lagi ramai bisa ratusan juta. Bahkan tahun 2006, omzet kami pernah menembus miliaran rupiah," papar dia.

Sebuah bisnis, lanjut Ria, apabila dijalani dengan keyakinan dan kerja keras pasti akan mampu berumur panjang. (Fik/Ndw)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.