Sukses

Kompensasi BBM Subsidi Bikin Mental Masyarakat RI Minta Terus

Dana kompensasi sebaiknya dialokasikan untuk sektor produktif, seperti pertanian agar lebih banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan menggenjot hasil produksi pertanian dalam negeri.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Gerindra, Rachel Maryam menilai kompensasi dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan menyelesaikan masalah terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kami akan mengkaji mekanisme dana kompensasi seperti apa yang tepat kalau memang ada kenaikan harga subsidi BBM. Tapi kompensasi justru hanya akan membuat mental masyarakat jadi minta-minta terus," tegas dia di sela-sela Sidang Paripurna ke-22, Jakarta, Senin (13/5/2013).

Anggota Komisi VI ini menilai, dana kompensasi hendaknya dialokasikan untuk sektor produktif, seperti pertanian agar lebih banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan menggenjot hasil produksi pertanian dalam negeri.

"Misalnya saja, dana kompensasi digunakan untuk membuka lahan pertanian, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa bekerja dan banyak keluarga yang bisa makan," papar Rachel.

Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani menuturkan, kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) bukan merupakan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM subsidi.

"Jalan keluar bukan dengan bantuan langsung. Karena pernah dicoba sebelumnya tapi tidak efektif," tukasnya.

Kompensasi dianggap Ahmad, hanya akan menguntungkan partai politik. "Pemberian kompensasi cuma 6 bulan, sedangkan kondisi saat ini mendekati pemilihan umum. Sehingga partai politik yang justru akan mendapatkan reward dari langkah ini," pungkas Anggota Komisi III DPR tersebut. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini