Sukses

Tata Niaga yang Lemah Penyebab Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (kg) di banyak wilayah menunjukan distribusi elpiji tidak dilakukan dengan baik dengan tata niaga yang lemah.

Kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (kg) di banyak wilayah menunjukan distribusi elpiji tidak dilakukan dengan baik dengan tata niaga yang lemah.

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rofi Munawar menuturkan, perlu langkah yang cepat dari pemerintah, mengingat beragam kondisi yang ditimbulkan dari kelangkaan tersebut telah menambah beban bagi masyakat bawah. Belum lagi situasi ini menjelang rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah.

"Kelangkaan elpiji ini terjadi silih berganti di berbagai wilayah, ironisnya beberapa pekan ini terjadi secara merata dan jika pun ada harganya melambung di tingkat pengecer. Padahal elpiji 3 kg mayoritas digunakan masyarakat menengah ke bawah dan disubsidi pemerintah seharusnya mudah didapatkan," kata Rofi, di Jakarta, Senin (13/5/2013).

Dia menilai saat ini kelangkaan gas elpiji menjadi hal yang biasa. Sebelumnya elpiji 12 kg sulit ditemukan ketika pemerintah berencana menaikan harga di awal bulan Mei. Kini kelangkaan tersebut juga menimpa gas elpji 3 kg.

Penyebab kelangkaan, tutur dia, menurut pemerintah karena adanya kuota konsumsi elpiji yang jebol di berbagai daerah. Untuk itu pemerintah dinilai sebaiknya mengevaluasi dan memonitoring secara intensif tata niaga elpiji yang selama ini telah dilakukan. Mengingat proses distribusi selama ini sangat rapuh dan mudah terjadi kebocoran karena sistem agenisasi yang longgar.

"Elpiji 3 kg sangat dibutuhkan masyarakat bawah, sebagai konsekuensi konversi perpindahan dari minyak tanah (kerosine). Kenaikan dan kelangkaan yang terjadi akan berimplikasi langsung terhadap struktur pengeluaran masyarakat," tegas Rofi.

Menurut dia, selain digunakan konsumen rumah tangga elpiji 3 kg juga banyak digunakan para pedagang kecil maupun usaha kecil menengah (UKM).

Sebab itu perlu usaha serius dalam menangani permasalahan kelangkaan ini, karena telah menyangkut pertumbuhan  ekonomi bagi masyarakat lemah.

"Sepanjang kuartal pertama kinerja pemerintah terkait distribusi elpiji sangat memprihatinkan, kondisi ini akan sangat meresahkan jika tidak segera dilakukan antisipasi dengan cepat," pungkasnya. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.