Sukses

Alasan Premium Lebih Mahal dari Solar Karena yang Pakai si Kaya

Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dinilai masih banyak dinikmati kalangan mampu. Hal itu yang mendasari rencana penetapan harga premium akan lebih tinggi dibandingkan solar.

Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dinilai masih banyak dinikmati kalangan mampu. Hal itu yang mendasari rencana penetapan harga premium akan lebih tinggi dibandingkan solar.

Menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang menyatakan jika nanti pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi harga solar akan lebih murah ketimbang premium.

Direktur BBM Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto membenarkan rencana tersebut.

"Benar berarti, kalau Pak Hatta yang ngomong," kata Djoko, saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Menurut Djoko, penetapan harga solar lebih rendah karena dalam roda perekonomian banyak yang menggunakan solar, seperti truk penumpang, bus, kereta api. Hal tersebut juga dilakukan agar tidak menambah inflasi yang besar dan meringankan beban masyarakat.

"Justru karena berkaitan dengan masyarakat (harga solar lebih rendah), kalau premium kan banyak digunakan orang kaya," ungkap Djoko.

Dia mengaku saat ini pemerintah sudah memiliki patokan angka kenaikan harga BBM bersubsidi, namun dirinya enggan menyebutkan. Karena harus menunggu Keputusan Presiden.

"Angkanya sudah, tapi belum diputuskan etikanya kan nunggu Keppres," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa angkat bicara terkait rencana pemerintah untuk membedakan harga BBM jenis premium dan solar.

Menurutnya, harga solar bersubsidi yang diusulkan lebih rendah dari harga premium sangat baik karena menyangkut transportasi umum maupun logistik di Indonesia.

"Usulan harga solar lebih rendah karena solar menyangkut transportasi atau dasar dari logistik Indonesia," pungkasnya. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini