Sukses

Selisih Kenaikan Harga Premium dan Solar Sumbang Inflasi 1,6%

Pemerintah mengusulkan harga premium naik Rp 2.000 per liter, sementara solar hanya Rp 1.000 per liter.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium yang lebih tinggi dibandingkan solar akan menyumbang inflasi tambahan hingga 1,6% di akhir tahun ini.

Pemerintah mengusulkan harga premium naik Rp 2.000 per liter, sementara solar hanya Rp 1.000 per liter. "Ya, kami usulkan ada pembedaan kenaikan harga antara premium bersubsidi sebesar Rp 2.000 dan solar Rp 1.000 per liter," ujar dia yang ditemui usai Pelantikan Eselon 1 dan 2 di kantornya, Jakarta, Selasa (14/5/2013).

Mengacu pada rencana besaran kenaikan tersebut maka harga premium subsidi diusulkan menjadi Rp 6.000 per liter dan solar subsidi hanya Rp 5.500 per liter.

Penyesuaian harga yang bakal tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P) 2013, menurut Hatta akan memberikan kontribusi terhadap laju inflasi hingga akhir tahun ini.

"Tambahan inflasi dari kenaikan harga tersebut berkisar 1,5%-1,6% sampai akhir tahun 2013," tuturnya.

Dalam APBN tahun ini, pemerintah mematok target inflasi sebesar 4,9%. Jika dihitung, inflasi tahunan dengan penyesuaian harga BBM subsidi mencapai 6,4%-6,5%.

Sebab itu, menurut Hatta, pemerintah akan berupaya menjaga inflasi. "Termasuk inflasi pangan. Jadi kami lakukan intervensi terhadap harga daging kemarin," papar dia.

Upaya tersebut ditempuh, untuk dapat menekan harga daging di pasaran yang saat ini terbilang tidak normal. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini