Sukses

Produsen Teh Keluhkan Minimnya Konsumsi Teh Lokal

Produsen teh, PT Sari Wangi, menargetkan peningkatan penjualan (sales) hingga 50 ribu ton teh pada 2013 seiring dibukanya kembali pasar ekspor yang sebelumnya sempat ditutup, yakni di Timur Tengah.

Produsen teh nasional, PT Sari Wangi, menargetkan peningkatan penjualan hingga 50 ribu ton pada tahun ini  seiring pembukaan kembali pasar ekspor yang sebelumnya sempat ditutup, yakni kawasan Timur Tengah.

Dari total penjualan selama ini, sebagian besar hingga 80% ditujukan ke pasar ekspor karena konsumsi dalam negeri yang masih rendah.

"Target kita tahun ini antara 40 ribu-50 ribu ton, kita memang buka pasar Timur Tengah (lagi)," ujar Director of Trade & Small Holders Relation Sari Wangi, Andrew T Supit.

Hal ini dikatakan Andrew saat menghadiri peluncuran Yayasan Solidbhumi, sebuah lembaga swadaya masyarakat dari induknya di Belanda, Solidaridad, yang bergerak di usaha keberlanjutan petani berbagai komoditas, Selasa malam (14/5/2013).

Menurut Andrew, tahun lalu seluruh penjualan Sari Wangi mencapai 30 ribu ton. Penjualan tersebut ditopang konsumsi luar negeri.

Berdasarkan penuturan dia, negara tujuan ekspor Sari Wangi seperti Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat yang mencapai 80% dari total penjualan.

Ekspor yang lebih besar karena konsumsi lokal yang masih rendah. Padahal pertumbuhan gross domestic product (GDP) Indonesia sangat tinggi.

"Middle class besar sekali, itu luar biasa, kalau orang bisa minum Starbuck, berarti dia mampu beli teh yang baik," imbuh dia.

Oleh karena itu dia berharap pemerintah mempunyai satu program untuk meningkatkan konsumsi teh dalam negeri, seperti yang dilakukan pemerintah India.

Kendati target meningkat, Andres juga mengkhawatirkan suplai tidak mencukupi kebutuhan manufaktur. Saat ini, Sari Wangi memiliki 3 kebun, dengan luas total 3.500 hektar.

Mengantisipasi kekurangan bahan baku, Andrew menuturkan saat ini  Sari Wangi tengah menjalankan pilot project berupa kemitraan dengan sejumlah petani di Cianjur, Sukabumi, serta Ciwidey di Jawa Barat.

"Kekhawatiran kita hanya suplai, kalau di Sari Wangi, kita mulai meningkatkan produksi kebun sendiri. Tapi kita juga mulai kemitraan dengan petani. Kita berfikir masa depan industri teh ada di tangan petani," pungkasnya.

Dengan melakukan kemitraan ini lanjut Andrew, artinya Sari Wangi belum berencana untuk mengekspansi lahan kebunnya sendiri.

Hal tersebut juga diakuinya karena investasi untuk lahan perkebunan tergolong tinggi. Maka dari itu, dia lebih memilih bermitra dengan petani (small holder). (Est/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.