Sukses

Syahganda: SBY Jangan Seperti Superman Jika Harga BBM Naik

Rencana pemerintahan SBY menaikkan harga BBM dinilai belum tepat. Untuk itu, pemerintah sebaiknya melakukan konsesus nasional dari elit politik agar bebas dari kepentingan menjelang Pemilu 2014.

Rencana pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai belum tepat. Untuk itu, pemerintah sebaiknya melakukan konsesus nasional dari elit politik agar bebas dari kepentingan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.

Demikian disampaikan Direktur Sabang Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, di sela-sela diskusi bertema Penuntasan Agenda Politik, Hukum dan Ekonomi di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Kamis (16/5/2013).

"Memang SBY kemarin sudah memanggil pimpinan DPR. Tapi intinya menurut saya harus ada konsesus elit politik agar dibahas secara bersama," ujar Syahganda.

Syahganda menilai, belajar pada Pemilu 2009, kenaikan BBM hanya dimanfaatkan untuk pencitraan salah satu partai politik saja. Sehingga, alangkah baiknya melibatkan elit politik mengingat kenaikan tersebut mendekati Pemilu 2014.

"Tapi bahwa kenaikan BBM untuk mengurangi subsidi BBM untuk kepentingan pembangunan. Tapi harusnya tidak saat dekat Pemilu, sudah pasti SBY akan memanfaatkan situasi ini, seperti Superman bagi-bagi sumbangan untuk rakyat," ujarnya.

Syahganda berpendapat, kenaikan harga BBM menjelang Pemilu 2014 justru akan menimbulkan kerentanan terhadap munculnya praktik politik uang. "Maka rakyat yang 30 juta Kepala Keluarga, akan merasakan nanti bahwa SBY seperti Superman."

Kendati setuju dengan rencana menaikan harga BBM Rp 6500, Syahganda menegaskan dana hasil penghematan subsidi harus dipastikan hanya untuk kepentingan rakyat dan pembangunan.

"Sebenarnya tak masalah harga segitu. Karena ke kanan ke kiri semua larinya ke kantong orang miskin. Artinya secara prinsip tak ada masalah. Di Vietnam saja harga BBM Rp 13.000. Yang penting selama pengurangan subsidi itu dialihkan untuk pembangunan," tegasnya.

Jikapun pada akhirnya Pemerintah tetap ngotot menaikan harga BBM, lanjut Syahganda, Pemerintah harus tetap memberikan subsidi kepada rakyat yang tidak mampu. "Tergantung timingnya, kalau tak dekat-dekat pemilu itu kami setuju. Tapi itupun harus dua-duanya. Dicombine. Jadi seorang petani harus dikasih ikan tapi juga dikasih pancingya," ujarnya. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini