Sukses

Korban Terus Bertambah, 14 Pekerja Freeport Masih Dicari

Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya terowongan di tambang bawah tanah Big Gossan, Papua terus bertambah. Hingga Senin (20/5/2013), 14 orang pekerja tambang Freeport ditemukan telah tak bernyawa.

Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya terowongan di tambang bawah tanah Big Gossan, Papua pada Selasa 14 Mei 2013, terus bertambah. Hingga Senin (20/5/2013) pukul 09.30 WIB, 14 orang pekerja tambang Freeport ditemukan tak bernyawa, sementara sebanyak 14 orang masih belum ditemukan.

Seperti dikutip dari siaran pers Freeport, tim penyelamat telah mengevakuasi tiga tambahan korban yang meninggal dari reruntuhan terowongan di lokasi insiden Big Gossan, di luar tiga korban lainnya yang telah diinformasikan pagi ini.

"Nama korban yang meninggal tersebut adalah Ma’mur, Petrus Frengo Marangkerena dan Petrus Padak Duli," tulis siaran pers tersebut.

Richard Adkerson, Presiden dan CEO Freeport McMoran Copper and Gold Inc, yang merupakan induk usaha dari PT Freeport Indonesia, telah mengunjungi lokasi insiden dan bertemulangsung dengan para rekan pekerja yang terluka serta keluarga korban yang belum ditemukan.

"Saya betul-betul merasa sedih dan terpukul dengan adanya musibah ini," jelasnya.

Dia menuturkan, perseroan tetap fokus dalam melanjutkan upaya untuk dapat membuka jalan dan mencapai para pekerja yang tertimbun di lokasi insiden, agar secepatnya dapat dievakuasi ke tempat yang aman.

"Keluarga besar Freeport di seluruh dunia turut berduka bersama Freeport Indonesia atas hilangnya saudara-saudara kami,” ungkap Adkerson.

Sekadar informasi, sebanyak 38 pekerja Freeport tertimbun reruntuhan sebagian terowongan yang runtuh di area pelatihan Big Gossan pada Selasa, 14 Mei 2013, pukul 07.30 pagi waktu setempat (WIT).

Dari 38 pekerja Freeport yang terjebak di reruntuhan terowongan, hingga kini baru sekitar 10 orang selamat, 14 orang meninggal dunia, dan masih belum ditemukan 14 orang. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.