Sukses

Pendapatan Masih Rendah, Masyarakat RI Jarang Makan Buah

Rata-rata konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia adalah 40 kilogram (kg) per kapita per tahun. Padahal seharusnya 65,75 kg per kapita per tahun. Rendahnya konsumsi buah disebabkan minimnya pendapatan masyarakat.

Produk buah-buahan dan sayuran (hortikultura) Indonesia memiliki prospek yang cerah seiring dengan masih rendahnya konsumsi buah di Tanah Air.

Menurut Menteri Pertanian Suswono, rata-rata konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia adalah 40 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sementara untuk pemenuhan gizi yang baik menurut standar Badan Pangan Dunia (Food and Agricultural Organization/FAO) konsumsi buah-buahan adalah 65,75 kg per kapita per tahun.

"Rendahnya konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia karena masih rendahnya tingkat pendapatan per kapita masyarakat Indonesia," ungkap Suswono dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/5/2013).

Namun seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, lanjut dia, tingkat konsumsi buah-buahan akan melonjak sehingga prospek bisnis di sektor ini sangat bagus.  Dia menyebutkan secara kuantitatif permintaan akan produk hortikultura Indonesia terus meningkat, baik di pasar dalam negeri maupun internasional.

Impor Buah

Suswono menjelaskan pihaknya terus mendorong untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah-buahan lokal agar bisa bersaing dengan buah-buahan impor sehingga pada gilirannya impor buah-buahan bisa dikurangi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan impor buah sepanjang 2010 mencapai  US$ 655,4 juta, kemudian sempat turun menjadi US$ 411,57 juta. Namun, pada tahun lalu naik lagi menjadi US$ 848,6 juta.

Dia menjelaskan agar buah lokal bisa bersaing dengan produk hortikultura dari manca negara, buah-buahan, sayuran, bunga, maupun tanaman obat harus terus didukung untuk meningkatkan daya saingnya.

“Pencitraan produk juga penting, agar masyarakat menyukai produk hortikultuta lokal,” katanya.

Pembangunan hortikultura, lanjut Suswono, diarahkan untuk meningkatkan konsumsi produk lokal, dan mendorong ekspor dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas.  (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini