Sukses

SBY Akhirnya Bicara Insiden Freeport

Musibah runtuhnya terowongan bawah tanah di areal tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi perhatian khusus pemerintah. Presiden SBY bahkan menggelar rapat khusus membahas musibah itu.

Musibah runtuhnya terowongan bawah tanah di areal tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi perhatian khusus pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan menggelar rapat khusus membahas musibah yang membuat 38 orang pekerja Freeport terkubur dalam areal tambang tersebut.

"Saya bagi dalam pertemuan dihadiri para pejabat terkait ini saya perintahkan untuk terus membantu dan bekerjsam dengan PT Freeport di Tembagapura, untuk pencarian dan evakuasi korban," ujar Presiden di Jakarta, Senin (20/5/2013).

SBY mengatakan, dirinya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan pimpinan Freeport di lapangan. Dirinya kala itu menginstruksikan agar upaya pencarian diintensifkan dan evakuasi dilakukan secara maksimall.

"TNI dan Polri Ikut merapatkan kekuatan. Kita memberikan bantuan jika diperlukan," katanya.

Diakui SBY, pada tahap awal, upaya penyelamatan memang dilakukan sendiri oleh satuan dari Freeport.

"Meski pada 16 Mei, sudah mengambil peran yang menentukan. Pagi tadi saya bicara dengan Dirut PT Freeport, bahkan setengah jam lalu dengan anggota Basarnas, Saudara Budiman yang berada di lokasi langsung kepada saya. Bahwa diteruskan pencariannya, bermalam-malam tidak berhenti. Mereka sempat mengatakan, dalam 1-2 hari ini bisa dibebaskan," ungkap SBY.

Presiden berharap, akan ada kejelasan mengenai pekerja yang masih bisa diselamatkan. Kalaupun belum bisa, presiden berharap upaya evakuasi dilakukan dengan baik.

Dari laporan presiden tercatat, sebanyak 38 orang terkena musibah longsornya terowongan tambang Freeport. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 orang sudah bisa diselamatkan dimana 5 orang mengalami luka ringan dan 5 lainnya luka berat. Sementara jumlah korban yang meninggal mencapai 14 orang dan 14 orang lagi masih terjebak di terowongan. (Shd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.