Sukses

Usai Hatta, Giliran Menkeu Baru Rangkap Jabatan

Usai posisi rangkap jabatan pernah dialami Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang sekaligus berperan sebagai Plt Menkeu, kini nasib serupa dialami Menkeu baru, Chatib Basri yang merangkap kepala BKPM.

Usai posisi rangkap jabatan pernah dialami oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang sekaligus berperan sebagai Plt Menkeu, kini nasib serupa dialami Menteri Keuangan (Menkeu) baru, Chatib Basri.

Selain memegang posisi sebagai bendahara negara, pemilik nama lengkap Muhammad Chatib Basri ini juga belum meninggalkan jabatan lamanya sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).   

"Sementara ini belum, dan masih rangkap (jabatan) dulu," tutur Chatib singkat usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Padahal, Hatta Rajasa sebelumnya mengakui posisi Menkeu membutuhkan tenaga yang cukup berat. Bahkan Hatta mengaku dirinya merasakan betapa lelahnya memegang dua posisi di pemerintahan sekaligus.

"Memegang jabatan (Menkeu) itu tidak mungkin dirangkap. Saya sudah merasakan satu bulan lebih, di mana kalau dapat memo dari Badan Anggaran (Banggar) bisa enam lembar dan itu harus dibaca secara detail jadi butuh ketelitian," paparnya.

Untuk itu, Hatta yakin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan segera memutuskan pengganti Kepala BPKM. "Nanti Presiden bakal mengumumkan Kepala BKPM yang baru, tunggu saja," ucapnya.

Penunjukkan Chatib oleh Presiden, menyisakan tiga hal yang perlu ditekankan Menkeu, antara lain, pertama, harus menjaga fiskal dengan prinsip kehati-hatian.

"Ini menjadi jangkar kebijakan keuangan Indonesia ke depan. Di situasi ekonomi global yang tidak pasti, pondasi utamanya adalah stabilitas ekonomi makro. Jadi menjaga fiskal harus disiplin," terang dia.

Kedua, Presiden berpesan, Menkeu harus menjamin pertumbuhan ekonomi sesuai target APBN-P sebesar 6,2% dengan menjaga konsumsi rumah tangga dan investasi yang selama ini menjadi penopang ekonomi Indonesia.

"Skema insentif juga wajib mendukung investasi Indonesia tanpa harus mengorbankan fiskal. Sehingga menjaga fiskal tidak mudah. Dan ketiga adalah investasi mesti diarahkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan," ucap Chatib. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.