Sukses

Kenaikkan Harga BBM Bisa Molor

Pemerintah resmi mengusulkan kenaikan harga premium Rp 2.000 dan solar Rp 1.000 per liter. Namun Banggar DPR menilai pembahasan usulan itu kemungkinan molor dari target penyelesaian pada Juni 2013.

Pemerintah akhirnya remi mengajukan usulan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 2.000 per liter untuk jenis premium dan solar Rp 1.000 per liter pada Juni ini. Hanya saja, keputusan tersebut masih harus melalui proses panjang.  

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) dengan Badan Anggaran (Banggar).

"Kami usulkan per Juni 2013 harga BBM subsidi naik. Tapi untuk tanggalnya itu adalah hak preogratif Presiden," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/5/2013).

Pemerintah sebelumnya telah merencanakan skenario kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi menjadi Rp 6.500 untuk premium dan solar sebesar Rp 5.500 per liter.

Apabila kebijakan tersebut tidak direalisasikan, maka potensi beban anggaran subsidi bakal meningkat tajam mencapai Rp 297,7 triliun dari pagu APBN 2013 sebesar Rp 193,8 triliun. Namun jika terwujud, biaya subsidi BBM loncat Rp 16,1 triliun menjadi Rp 209,9 triliun.

Untuk memuluskan usulan pemerintah, Ketua Banggar Ahmadi Noor Soopit mengatakan, pembahasan dan keputusan RAPBN-P 2013 termasuk penyesuaian harga BBM subsidi dan kompensasinya masih harus melalui jalan panjang untuk bisa sampai ke Sidang Paripurna.

"Nantinya harus ada pembahasan dengan Komisi VII DPR dan Kementerian/Lembaga (K/L), lalu pembahasan RKAA K/L dengan seluruh komisi, pelaporan hasil rapat dari masing-masing komisi dan K/L, rapat panitia kerja sehingga puncaknya adalah 17 Juni 2013 baru bisa diputuskan dalam Sidang Paripurna," katanya.

Hanya saja, Ahmadi meragukan proses ini bisa berlangsung lebih cepat dari ketentuan pembahasan selama satu bulan.

"Kemungkinan molor bisa saja terjadi. Susah sebenarnya karena banyak hal yang perlu dibahas dan harus bekerja keras. Apalagi mau memasuki bulan puasa, kalau Juni tidak naik, angkanya bisa saja berubah lagi," pungkasnya.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini