Sukses

Tambang Freeport Berhenti Operasi, Jepang Tak Cari Pemasok Lain

Asosiasi Industri Pertambangan Jepang (JMIA) memastikan tidak akan mencari pemasok tembaga lain selama tambang Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia berhenti operasi.

Para pembeli tembaga asal Jepang mengaku memiliki cadangan yang cukup sambil menunggu kembali beroperasinya tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia. Asosiasi Industri Pertambangan Jepang (JMIA) juga mengungkapkan tak ada rencana untuk cepat-cepat membeli tembaga dari pemasok lain.

Freeport Mcmoran Copper & Gold Inc sebelumnya mengatakan, perseroan belum akan memulai produksi di tambang Grasberg, tambang tembaga terbesar di dunia, sampai lokasi pertambangan dipastikan aman untuk beroperasi.

Tambang ditutup pekan lalu setelah terowongan bawah tanah runtuh dan menewaskan 28 pekerjanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (23/5/2013).

Ketua JMIA Hiroshi Yao menyatakan, kecelakaan tersebut tak berdampak banyak pada diskusi pertengahan tahun dengan para penambang tentang biaya pembenahan dan perawatan yang akan dimulai Juni nanti.

"Saya masih belum yakin kondisi negosiasi akan bertambah buruk karena insiden ini, karena kapasitas total produksi global masih bisa dipenuhi dari pertambangan-pertambangan baru seperti Caserones di Chile and satu lagi di Mongolia," ujar Yao yang juga presiden Mitsubishi Materials pada wartawan.

Pasar tembaga diperkirakan mengalami surplus di pertengahan tahun, jauh dari pasokan defisit selama beberapa tahun. Hal ini karena tambang-tambang global terus menggenjot hasil produksinya. JX Jepang diatur untuk mengolah tembaga dari tambang Caserones di Chile periode Oktober-Desember.

Indonesia berkontribusi sekitar 7% dari total impor bijih tembaga Jepang pada tahun lalu. Sekitar setengah pasokan tembaga emas Jepang dikirim dari tambang Grasberg, Indonesia, menurut JMIA. Penghentian produksi Grasberg membantu naiknya harga tembaga di bursa logam London senilai US$ 7.479 per ton, yang tertinggi sejak 8 Mei lalu. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.