Sukses

Hati-hati Tertukar! Tiket KRL Commuter Bakal Dibuat Dua Warna

PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berencana menerapkan sistem tarif progresif yang akan dibarengi dengan pelaksanaan sistem e-ticketing sebagai pengganti tiket kertas terhitung 1 Juni 2013.

PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berencana menerapkan sistem tarif progresif yang akan dibarengi dengan pelaksanaan sistem e-ticketing sebagai pengganti tiket kertas yang berlaku saat ini terhitung 1 Juni 2013.

Namun sistem tarif progresif ini tidak akan berlaku bagi kereta non-ac. Hal ini ditegaskan Kepala Humas PT KAI Mateta Rizalulhaq.

"Ekonomi non-ac tetap berjalan sesuai tarif 1.500 dan 2.000 namun untuk 1 Juni tiketnya akan menggunakan e-ticketing ini," ujar dia usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Untuk pengguna KRL AC dan non-AC, tiket elektronik ini sendiri akan dibagi menjadi dua, yaitu warna merah untuk KRL AC dan hijau untuk KRL non-AC.

Direktur Utama KCJ Tri Handoyo mengatakan, penerapan e-ticketing ini diharapkan akan menambah jumlah penumpang secara signifikan. Selain penerapan sistem tiket ini diharapkan juga akan mengurangi jumlah penumpang 'nakal' yang tidak membeli tiket.

"Nanti akan ada sekitar 10 ribu transaksi setiap harinya. Ini akan membuat lebih efisien. Juga mengurangi penumpang yang naik tapi tidak punya tiket. Bahkan pegawai PT KAI pun harus beli tiket kalau mau naik KRL ini," tandasnya.

Seperti diketahui, sistem tarif baru perjalanan kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek akan berlaku progresif. Artinya, tarif atau harga tiket diatur berdasarkan jumlah stasiun.

Penumpang kereta menurut sistem ini, harus membayar berdasarkan jumlah stasiun yang akan dituju. Ditetapkan tarif sebesar Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama, kemudian naik Rp 1.000 pada setiap tiga stasiun selanjutnya.(Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.