Sukses

Jumlah Nol Rupiah Dikurangi, Korupsi Tak Perlu Lagi Pakai Koper

Program redenominasi masih menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat. Bahkan sempat muncul guyonan, nominal rupiah yang lebih kecil membantu koruptor lebih mudah menggelapkan dana.

Penyederhanaan nilai nominal rupiah atau redenominasi yang dipelopori Bank Indonesia menimbulkan banyak pro-kontra di berbagai kalangan, termasuk salah satunya Pakar Pendidikan Ekonomi dari Kwik Kyan Gie School Of Business, Hasan Zein Mahmud.

Dalam seminar nasional bertajuk "Redenominasi dan Upaya Penguatan Rupiah" di Kwik Kian Gie School of Busnisess, Jakarta Utara, dengan nada bercanda, redenominasi justru akan memudahkan para koruptor dalam melakukan kegiatan pengelapan uang.

"Satu yang saya khawatirkan dari redenominasi ini, yaitu nantinya akan memudahkan koruptor dalam menggelapkan dana," ungkapnya, Kamis (23/5/2013).

Masih dengan sedikit bercanda, Hasan berseloroh jika selama ini para koruptor menggelapkan uang dengan dimasukkan ke dalam koper, nantinya cukup dimasukkan ke dalam amplop saja.

Diakui Hasan, program redenominasi yang dalam praktiknya dilakukan dengan mengurangi jumlah nol di belakang rupiah, memang akan membuta nilai tukar rupiah secara jangka panjang semakin kuat.

Hasan mengakui, program redenominasi yang digagas pemerintah dan BI pastinya bertujuan positif untuk perekonomian nasional. Namun, hal yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah pemilihan waktu yang tepat untuk melaksanakan program tersebut.

"Apakah saatnya kita berpikir redenominasi sekarang ditengan banyak yang mesti dipikirkan. Yang saya khawatirkan, kalau dipikirkan saat ini, justru malah menimbulkan masalah baru," ujarnya.

Untuk saat ini, pemerintah seharusnya lebih mengedepankan program menumbuhkan kebanggaan masyarakat Indonesia terhadap rupiah meskipun dengan jumlah nol yang tergolong banyak.

"Lebih baik kita bikin masyarakat Indonesia berpersepsi, saya bangga dengan rupiah meskipun nolnya banyak, karena kondisi makro kita bagus, inflasi rendah. Saat itu mungkin redenominasi akan sangat positif dilakukan," ujarnya. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.