Sukses

Riza Suwandira dan Ide Kreatif Jualan Kebab Buah si Babah

Untuk memulai berwirausaha, dapat dilakukan kapan saja, bahkan saat masih muda sekalipun. Hal itulah yang lakukan oleh Riza Suwandira, mahasiswa tingkat akhir Institut Pertanian Bogor jurusan Statistika.

Untuk memulai berwirausaha, dapat dilakukan kapan saja, bahkan saat masih muda sekalipun. Hal itulah yang lakukan oleh Riza Suwandira, mahasiswa tingkat akhir Institut Pertanian Bogor jurusan Statistika.

Idenya untuk berwirausaha berawal dari mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Februari 2012. Saat itu Riza bersama empat temannya menampilkan hasil kreasi kuliner mereka berupa kebab. Namun berbeda dari kebab pada umumnya yang berisi daging, Riza mengisi kulit kebab tersebut dengan potongan buah-buahan.

Ide untuk menggunakan buah sendiri karena ketersediaan buah-buahan dinilai sangat melimpah dan mudah didapatkan. Selain itu, pria kelahiran 17 Juli 1990 ini juga ingin mengangkat nilai dari buah-buahan lokal Indonesia serta memberdayakan petani buah lokal khususnya di wilayah Jawa Barat.

Bermodal Rp 5 Juta

Setelah mengikuti lomba, dengan bermodalkan uang Rp 5 juta, Riza mulai menjual hasil kreasinya tersebut. Saat itu kebab buah hanya dibuat sebatas pesanan dari teman-teman dikampus atau delivery order. Pembuatannya pun dia lakukan tempat kost-nya.

Riza memberanikan diri untuk mulai membuka usaha sendirian karena memang sejak awal telah berniat untuk benar-benar mengembangkan usaha kebab tersebut. Dia menilai ada prospek yang bagus ke depannya, respons dari pembeli yang baik, serta ada dukungan dari kampusnya.

"Saya memutuskan untuk memulai usaha kebab buah ini sendirian karena teman-teman saya yang ikut program PKM waktu itu harus fokus pada kuliah, sedang saya sendiri memang sudah tingkat akhir kuliah, jadi bisa bagi waktu," ujarnya.

Buka Outlet

Melihat makin banyaknya pembeli dan semakin terbukanya peluang untuk berkembang, pada 20 Maret 2012, Riza membuka outlet kebab pertamanya didepan kampus yang diberi nama 'Kebab Buah Si Babah'.

Nama Babah sebenarnya diambil dari nama seorang pamannya, namun sekarang Babah sendiri lebih dikenal sebagai singkatan dari 'Kebab Buah'.

"Orang lebih kenalnya Kebab Buah. Dan waktu itu untuk buka outlet modal saya sekitar Rp 7 juta untuk membeli boots dan peralatan membuat kebab, bahan baku dan kemasan," kata mahasiswa yang tengah menunggu sidang skripsi ini.

Karena perkembangan yang semakin bagus, pada tanggal 10 Mei 2012, pria yang bercita-cita menjadi seorang sosiopreneur ini mulai membuka outlet ke dua di wilayah Sukabumi, yang juga merupakan kampung halamannya.

Omzet

Outlet di Sukabumi ini ternyata menjadi yang paling laris diantara semua outlet, dengan omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 2 juta atau rata-rata sekitar 400 porsi kebab habis terjual. Sedang untuk outlet lainnya rata-rata omzet sekitar Rp 300.000 hingga Rp 800.000.

Lama kelamaan, usahanya ini pun mulai dilirik oleh orang lain yang juga ingin berjualan kebab buah.

Riza pun mulai menawarkan kerjasama dengan sistem kemitraan dimana dia menawarkan paket seharga Rp 10 juta.

Dari modal tersebut, Riza menyediakan boots, bahan baku seperti kulit, buah dan toping, kemasan, peralatan masak, alat promosi, seragam, serta pelatihan untuk meracik kebab buah.

Kebutuhan Bahan

Untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh seluruh outlet, Riza juga memasok sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditentukan. Kecuali buah-buahan yang biasanya dibeli dari pasar atau penjual buah yang terdekat dari outlet, agar buah-buahan yang digunakan masih segar.

Buah-buahan yang dijadikan isi dari kebabnya pun beragam, seperti pisang, nanas, semangka, durian, alpukat, melon, nangka, mangga dan strawberry. Para pembeli dapat memilih isi dengan satu jenis buah saja atau bisa juga dicampur dengan harga yang relatif terjangkau, mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 15.000.

Cara Pembuatan

Cara pembuatan kebab ini terbilang cukup mudah. Buah yang ingin dijadikan isi kebab dipotong-potong. Kemudian bungkusnya menggunakan kulit kebab dan ditaburi pilihan toping seperti coklat, keju, susu, strawbery, pedas atau campuran dari semuanya. Kemudian kebab tersebut dibakar sebentar agar buah-buahan didalamnya tidak layu.

Cara Pemasaran

Untuk lebih memperkenalkan usahanya tersebut, Riza biasanya melakukan promosi dengan membagi-bagikan pin sambil menyebarkan brosur. Dia juga mengemas outlet dan pembungkus kebabnya dengan berwarna-warni yang mencolok untuk menarik perhatian calon pembeli.

Selain itu, pihak univesitas tempatnya menimba ilmu pun diakui Riza, sering memberikan dukungan dengan memesan kebabnya dalam jumlah banyak untuk kebutuhan sebuah acara sehingga dapat dijadikan ajang promosi.

Kendala

Riza juga kerap mengalami kendala dalam usahanya tersebut, seperti masalah sumber daya manusia (SDM) yang masih menjadi hambatan sampai saat ini. Karena diakuinya sulit untuk mengontrol pegawai penjaga outlet sebab jarak outlet yang berjauhan. Selain itu, pemilihan lokasi outlet juga menjadi masalah karena akan sangat mempengaruhi omzet.

"Kadang ada lokasi yang ramai, tetapi tidak sedikit juga yang sepi, jadi harus pintar-pintar cari lokasi dan mengontrol pegawai," jelasnya.

Riza sendiri pernah harus menutup outlet kebab buahnya hingga tiga kali karena sedikitnya konsumen atau terbentur pada biaya sewa tempat yang mahal sehingga tidak seimbang dengan pemasukan yang diterima outlet tersebut.

Rata-rata penjualan sehari

Kini dalam sehari, rata-rata tiap outlet dapat menjual hingga 40 porsi, namun untuk outlet yang paling laku bisa menjual minimal 80 porsi. Kebab Buah Si Babah sendiri telah memiliki 17 outlet yang 8 diantaranya merupakan milik Riza.

Outlet-outlet tersebut tersebar di Bogor, Sukabumi, Depok, Cilegon, Bandung, Çilacap, Purwakarta, Semarang dan Yogyakarta. Riza juga telah memiliki 10 pegawai yang membantunya, baik dari segi managemen atau yang turun langsung ke lapangan.

Selain menjadi pemilik Kebab Buah Si Babah, Riza juga telah berpengalaman dalam bidang wirausaha sebelumnya. Dia pernah menjadi distributor Boneka Edukatif Horta, marketing manager usaha kue brownies Brownlish, manager di usaha percetakan Kaizen Printing dan masih banyak lagi.

Cita-cita

Ke depannya, pria yang mengaku hobi berdagang ini masih ingin terus belajar untuk menyempurnakan sistem kemitraan yang telah dimulai. Tujuannya agar dapat meminimalisir tingkat kesalahan pada pengelolaan usaha kebab buahnya sehingga dapat meminimalisir ketidakpuasan dari konsumen.

"Saya juga ingin mendirikan sebuah kantor sendiri agar memiliki badan hukum dan juga dia terus mempelajari sistem freinchise-nya," tandasnya. (Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.