Sukses

Hentikan Ekspor Sapi ke RI, Australia Rugi Rp 456,3 Miliar

Produsen sapi terbesar di Australia menuding Australia mengaku rugi US$ 46,5 juta atau setara Rp 456,3 miliar akibat penghentian sementara ekspor sapi hidup ke Indonesia.

Produsen sapi terbesar di Australia menuding Australia mengaku rugi US$ 46,5 juta atau setara Rp 456,3 miliar akibat penghentian sementara ekspor sapi hidup ke Indonesia.

Seperti The Age, Jumat (24/5/2013), pengiriman sapi ke Indonesia dihentikan sementara sejak Juni 2011 akibat skandal kekejaman Rumah Potong Hewan (RPH).  Imbasnya kuota ekspor sapi ke Indonesia dipangkas setenganya.

Managing Director Australian Agricultural Company (AACo) David Farley mengatakan, suspensi pemerintah atas perdagangan ekspor sapi hidup terus menekan harga sapi.

"Kekeringan dan dampak berkepanjangan dari suspensi pemerintah soal ekspor sapi hidup ke Indonesia pada 2011 membuat harga sapi terus merosot di pasar ternak domestik," katanya.

Faktor lain yang menyebabkan kerugian yaitu tingkat curah hujan di Australia Utara yang lebih rendah daripada kekeringan pada 2007. Hal ini menyebabkan naiknya harga transportasi,  air dan pangan.

Perusahaan mencatat kerugian setelah pajak sebesar US$ 46,5 juta selama tiga bulan pertama 2013. Angka ini lebih besar dari rugi yang ditanggung pada periode yang sama tahun lalu US$ 5,1 juta. AACo membukukan pendapatan total US$ 61,1 juta hingga akhir Maret 2013, dari penjualan 41.186 ekor sapi. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.