Sukses

Dyviacom Dapat Restu Terbitkan Saham Terbatas Rp 7 Triliun

PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) telah mendapatkan restu untuk melakukan penawaran umum saham terbatas (rights issue) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET), perusahaan Teknologi Informasi (TI), telah mendapatkan restu untuk menggelar  penawaran umum saham terbatas (rights issue) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan rencananya akan melepaskan saham sebanyak 14 miliar senilai Rp 7 triliun. Adapun dana hasil rights sssue akan digunakan untuk dana investasi pada tiga anak perusahaan Group Salim, yang merupakan induk usaha Dyviacom Intrabumi.

"Harganya sebesar Rp 500 per saham, dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Adapun rasionya, setiap pemegeng 23 saham berhak memiliki 1.750 HMETD, dengan kepemilikan 1 HMETD bisa membeli satu saham baru. Untuk pemegang saham namanya harus tercatatkan pada 5 Juni 2013," ujar Head Of Accounting and Finance Dyviacom Intrabumi, Even Go, baru-baru ini.

Even memaparkan, ketiga perusahaan yang akan menikmati dana rights issue, antara lain sebesar 28,55% untuk pembelian 35,84% saham PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST), sebesar 30,45% dipakai untuk pembelian 31,50% saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Sedangkan 37,65% digunakan untuk pembelian 40% saham PT Indomarco Prismatama.

"Adapun sisanya yang masih sebesar 3,35%, akan dipergunakan perseroan sebagai modal kerja untuk menjalankan bisnis," tutur dia.

Menurut Even, adapun tujuan dana hasil rights issue yang diberikan ke ketiga bisnis Group Salim adalah untuk meningkatkan kinerja perseroan kedepannya. Itu karena dalam waktu lima tahun kegiatan teknologi informasi tidak mendapatkan kemajuan bisnis yang signifikan.

Dalam waktu dekat, perseroan secara perlahan akan melepas kegiatan usahanya dan akan memfokuskan lebih ke sektor konsumer dan bisnis riil.

Dalam merealisasikan rencana rights issue ini, perseroan telah menggandeng PT Terra Konsuma Investama dan PT Buana Capital yang bertindak sebagai pembeli siaga. Namun, PT Buana Capital mempunyai andil lebih sebagai penasihat keuangan. (Dis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini