Sukses

Harga Emas Terkerek Seiring Pelemahan Dolar AS

Setelah tergelincir beberapa waktu, harga emas berjangka untuk pengiriman Juni naik US$ 6,70 per ounce atau 0,5%, menjadi US$ 1.393,3 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange

Harga emas pada perdagangan Selasa 28 Mei pagi ini, melanjutkan penguatannya yang terjadi dalam sebulan ini. Ini seiring pelemahan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang global lain, termasuk yen Jepang serta pergeseran dana ekuitas.

Setelah tergelincir beberapa waktu, harga emas berjangka untuk pengiriman Juni naik US$ 6,70 per ounce atau 0,5%, menjadi US$ 1.393,3 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, mengutip laman Kitco.com, Selasa (28/5/2013).

Pada 21 Mei lalu, para manajer uang telah mengurangi posisi net-long mereka sebesar 9% menjadi 35.686 setidaknya sejak Juli 2007, menurut data yang dikumpulkan Commodity Futures Trading Commission AS. Kumpulan kontrak pendek tercatat naik 6,7% ke rekor 79.416.

Pada Jumat, harga berakhir turun moderat 0,4%, sementara keuntungan mingguan sekitar 1,6%, kinerja terbaik mingguan sejak pekan yang berakhir pada 26 April.

Pasar saham telah jatuh lebih dari 5% sepanjang bulan ini, dan berada dalam posisi untuk penurunan bulanan kedua berturut-turut.

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc diketahui akan segera melanjutkan operasi pertambangan terbukanya di Papua, Indonesia, setelah insiden runtuhnya terowongan yang menewaskan 28 pekerja, seorang pejabat kementerian pertambangan Indonesia mengatakan kepada Reuters.

Perusahaan yang berbasis di Arizona ini menghentikan operasi di tambang 15 Mei sehari setelah kecelakaan itu.Ini ikut mempengaruhi produksi emas dunia.

Di sisi lain, pekan lalu, Ketua Federal Reserve AS, Ben Bernanke mengatakan Fed mungkin akan menurunkan pembelian obligasi dalam beberapa pertemuan berikutnya, sambil menambahkan jika sebuah keputusan akan tergantung pada data ekonomi.

"Tapi pengetatan prematur kebijakan Fed juga akan membawa risiko besar memperlambat atau mengakhiri pemulihan ekonomi dan menyebabkan inflasi jatuh lebih jauh," ia memperingatkan.

Kebijakan moneter yang mudah cenderung menekan dolar dan dapat menyebabkan inflasi. Di sisi lain emas bisa mendapatkan keuntungan dari kondisi ini karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Melemahnya greenback juga membuat komoditas dalam denominasi emas dalam dolar dan lainnya lebih murah bagi pemegang mata uang lain untuk melakukan pembelian.

Dolar kehilangan sekitar 1,7% terhadap yen pekan lalu, kerugian terbesar sejak awal Juni, di tengah kekhawatiran tentang volatilitas obligasi Jepang dan aksi jual di saham Jepang menaikkan mata uang Asia. (Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.