Sukses

Harga Emas Sudah Anjlok 30%, Cek Fakta Tentang si Logam Mulia

Harga emas saat ini sudah anjlok hingga 30% dibandingkan sejak September 2012.

Penurunan harga emas secara drastis dan tiba-tiba sejak tahun lalu berakibat cukup dramatis bagi pasar komoditas dunia.

Maklum, harga emas saat ini sudah anjlok hingga 30% sejak September tahun lalu. Kondisi si logam kuning ini sempat mengacaukan pasar.

Sebagian orang mengatakan, harga emas akan secepatnya naik lagi. Sebagian lain memprediksi sebaliknya, harga emas bakal terus anjlok sekitar 50%-80%.

Bagi para investor yang memiliki investasi emas, kemerosotan harga emas semakin jadi dilema: Jual sekarang dan hindari risiko penurunan lebih parah atau tunggu dan berharap harganya kembali naik?.

Jika orang-orang tahu alasan penurunan harga emas, kebanyakan dari mereka pasti lebih siap menghadapinya. Setidaknya para pemilik emas, pelaku bisnis, dan para investor tahu harus berbuat apa.

Bagi Anda yang suka mengoleksi emas, maupun sebaliknya, mungkin patut mengetahui ada 3 hal yang harus diingat soal emas seperti melansir laman advfn, Rabu (29/5/2013):

1. Emas adalah komoditas

Bagi kebanyakan orang, emas adalah benda yang spesial. Sebagian menganggapnya lebih dari sekedar logam yang berasal dari bawah tanah.

Hal tersebut bisa saja terjadi karena seiring berjalannya waktu, emas berubah menjadi simbol status seseorang, terutama untuk menunjukkan kesuksesan.

Apapun yang Anda rasakan soal emas, benda ini hanya logam. Bukan berarti ini benda yang jelek atau seharusnya bernilai murah.

Pasokan emas juga tak terpengaruh permintaan jadi seharusnya harganya juga tidak naik. Apalagi saat emas dipakai pada benda-benda yang bisa didaur ulang. Sekarang ini, kebanyakan menggunakan emas pada benda-benda yang tak bisa didaur ulang, dan hanya bisa dipulas.


2. Harga emas tak stabil

Sekarang, emas jauh lebih berharga daripada dulu. Sebab itu Anda bisa dengan mudah melihat harga emas melambung dan turun begitu saja dibanding komoditas lain.

Jika Anda tertarik berinvestasi emas, kuncinya adalah kemampuan membaca langsung pasar soal harga emas.


3. Nilai jual emas tak stabil

Banyak yang meyakini emas bernilai konstan. Seperti logam atau komoditas lainnya, harga emas dianggap tergantung pada suplai dan permintaan.

Sebagai contoh, saat Spanyol dulu ketika masa perang menjarah emas dan perak Amerika kemudian kembali ke Eropa, terjadi inflasi besar-besaran. Harga penjualan emas turun dari harga standarnya sementara harga pembelian atau perhiasan emas melonjak naik.

Demikian beberapa fakta seputar emas yang menarik untuk diketahui. (Nur/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini