Sukses

Pekerja Freeport Tolak Kembali Bekerja Sebelum Investigasi Tuntas

Para pekerja PT Freeport Indonesia menolak untuk kembali bekerja di wilayah tambang Grasberg Papua, hingga proses investigasi insiden longsornya terowongan tambang bawah Big Gossan, selesai dilakukan.

Para pekerja PT Freeport Indonesia  menolak untuk kembali bekerja di wilayah tambang Grasberg Papua, hingga proses investigasi insiden longsornya terowongan tambang bawah Big Gossan, Papua pada 14 Mei silam, selesai dilakukan.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/5/2013), manajemen Freeport sebelumnya menyatakan pihaknya telah melanjutkan kegiatan operasi di tambang tembaga terbesar di dunia, setelah musibah yang menewaskan 28 orang pekerja tambang. Insiden ini merupakan kecelakaan tambang terparah di Indonesia.

Menurut Pejabat Serikat Pekerja Freeport Virgo Solossa, serikat pekerja dalam pertemuan yang dilakukan Kamis (30/5/2013) kemarin sepakat tidak akan meneruskan pekerjaan sampai proses ini selesai dilakukan.

"Siapapun yang bertanggung jawab untuk keselamatan dan yang menyalahgunakan sistem keamanan harus dipulangkan hingga pemeriksaan berlangsung" ujar Solossa yang tinggal di Papua.

Saat dikonfirmasi, Vice President Corporate Communications Freeport Indonesia Daisy Primayanti mengaku heran dengan adanya pernyataan dari serikat pekerja tersebut.  Menurut dia, manajemen Freeport dan serikat pekerja sudah bertemu pada pekan lalu dan sepakat akan kembali bekerja.

"Bahkan kegiatan pemeliharaan di fasilitas operasional tambang bawah tanah Freeport sejak hari Minggu. Untuk itu, perlu dicari tahu dulu ini serikat pekerja yang mana," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Daisy berharap kegiatan produksi perusahaan akan dapat segera dimulai kembali setelah selesainya inspeksi yang dikoordinasikan dengan pejabat pemerintah yang berwenang. Perlu diketahui, kegiatan operasional di tambang terbuka dan di mill telah dimulai secara bertahap sejak tanggal 28 Mei 2013.

Sementara itu, inspektur tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyelesaikan penyelidikan awal terkait
dengan kecelakaan yang terjadi pada pertengahan bulan ini dan juga telah memberikan rekomendasi terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.

"Kami terus lakukan evaluasi. Saat ini tim investigasi masih ada di lokasi," ungkap Daisy.

Sekadar informasi, banyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini