Sukses

Bisnis Franchise RI Jauh Ketinggalan Dibanding Negara Lain

Asosiasi Franchise Indonesia mengaku industri waralaba (franchise) tanah air masih jauh tertinggal dibanding negara lain. Hal ini merujuk perolehan penjualan dari bisnis waralaba yang masih memiliki selisih cukup signifikan.

Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mengaku industri waralaba (franchise) tanah air masih jauh tertinggal dibanding negara lain. Hal ini merujuk pada perolehan penjualan dari bisnis waralaba yang masih memiliki gap atau selisih cukup signifikan.

Ketua AFI Anang Sukandar menerangkan, tahun ini industri waralaba diperkirakan akan menembus angka penjualan sebesar Rp 190 triliun.  "Survei dari sebuah Lembaga menyebut total nilai penjualan sampai dengan akhir tahun ini dari bisnis franchise diproyeksikan Rp 190 triliun atau meningkat dari tahun lalu sebesar Rp 160 triliun," jelas dia di acara Pameran Waralaba Internasional, Jakarta, Jumat (31/5/2013).

Angka ini, lanjut dia, melesat tajam dari capaian 2007 sebesar Rp 81,8 triliun dam 2010 sebesar Rp 114 triliun.  Dari sisi penyerapan tenaga kerja, lebih jauh Anang menuturkan, industri waralaba bakal mempunyai 1,17 juta tenaga kerja pada tahun ini atau melonjak dari tahun 2007 sebanyak 800 orang. Kondisi tersebut memberikan multiplier effect 4-5 kali lipat atau sekitar 5 juta tenaga kerja.

"Jumlah gerai cabang baik yang dimiliki secara perorangan maupun franchise, angkanya bisa mencapai 215 ribu gerai dari jumlah 180 ribu gerai pada 2012," katanya.

Meski mengalami peningkatan, Anang mengaku, angka tersebut masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain, seperti Belanda dan Taiwan yang hanya mempunyai jumlah penduduk lebih sedikit dari Indonesia.

"Belanda yang hanya memiliki basis penduduk 7 juta jiwa,dan Taiwan sebanyak 26 juta telah mencatatkan angka penjualan dari bisnis franchise sekitar Rp 136 triliun dari 2004. Tapi Indonesia, baru Rp 190 triliun pada tahun ini," tuturnya.

Raihan bisnis waralaba di tanah air yang belum maksimal, sambung dia, perlu dilakukan kajian untuk mencari solusi agar industri ini dapat lebih tumbuh subur, terutama franchise lokal.

"Indonesia Incorporated itu sangat perlu sekali untuk saling bergandeng tangan antara pemerintah dan pihak swasta supaya lebih mendorong waralaba lokal lebih maju dan mempunyai keunggulan sehingga bisa bersaing dengan brand luar negeri," papar Anang.

Caranya, kata dia, mesti ada pembinaan dan pendampingan bagi pelaku usaha franchise supaya dapat memanfaatkan pola waralaba sebagai bisnis yang mampu menyerap tenaga kerja Indonesia demi menggiatkan perekonomian negara ini. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.