Sukses

RI Produksi 332 Miliar Batang Rokok Tahun Ini

Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyebut jumlah produksi rokok dari hasil tembakau bakal meningkat menjadi 332 miliar batang sepanjang 2013, atau naik 10,3% dari tahun lalu 301 miliar batang.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyebut jumlah produksi rokok dari hasil tembakau bakal meningkat menjadi 332 miliar batang hingga akhir tahun ini. Angka itu naik 10,35 dari produksi tahun lalu  yang tercatat sebesar 301 miliar batang rokok.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Agung Kuswandono. Dia mengaku, kenaikan produksi rokok tersebut ditopang oleh beberapa perusahaan rokok besar yang bakal melakukan ekspansi sepanjang 2013.

"Produksi batang rokok di tahun ini maksimal bisa mencapai 332 miliar batang atau naik tipis dari 2012 sebanyak 301 miliar batang," ungkap dia di Jakarta, Senin (3/6/2013) malam.

Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, produksi hasil tembakau (HT) selama 2013 diproyeksikan melonjak menjadi sekitar 341 miliar batang. Terdiri dari 332 miliar batang rokok dari Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sedangkan Sigaret Putih Mesin (SPM) sebanyak 9 miliar batang serta produk HT lainnya.

Peningkatan tersebut akan dikerek dari rencana perluasan pabrik, penambahan mesin baru, penambahan line produksi dan shift kerja serta realisasi kenaikan produksi HT dari sejumlah pabrikan rokok raksasa.

Pabrik rokok Wismilak misalnya, akan mengoperasikan mesin baru pada semester II 2013 yang memiliki kapasitas produksi sekitar 1,5 miliar batang rokok per tahun. Sehingga perusahaan berbasis di Surabaya ini dapat memacu peningkatan produksi HT sebesar 20%.

Di samping itu, PT Djarum Kudus bakal menambah dua line produksi rokok dan merencanakan sistem kerja shift 24 jam dengan tujuan menaikkan kapasitas produksi SKM menjadi 15 ribu batang per menit. Begitupula dengan PT HM Sampoerna yang berniat membuka pabrik baru di Purwokerto, Pasuruan, Madiun serta Panarukan. Dan di Panarukan, sebagian besar produksinya adalah SKT Dji Sam Soe yang dikenakan golongan tarif cukai paling tinggi.

Pabrik tersebut rencananya akan menyerap 7 ribu tenaga kerja dengan jam kerja lebih panjang melalui dua shift.Sedangkan perusahaan lainnya, PT Gudang Garam membangun pabrik paru di Pasuruan dan Gresik.  (Fik/Ndw)

 "Dengan rata-rata kenaikan tarif cukai rokok sebesar 8,5%, kami optimistis dapat meraih target penerimaan cukai yang dipatok sebesar Rp 103, 73 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013," jelas Agung.

Proyeksi itu, dia mengaku belum memperhitungkan potensi tambahan penerimaan cukai yang dapat dihasilkan apabila Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 78 Tahun 2013 tentang Penetapan Penggolongan Tarif Cukai HT terhadap Pengusaha Pabrik HT yang Memiliki Hubungan Keterkaitan.

"Kalau PMK efektif dapat berjalan di pertengahan Juni ini, maka akan ada tambahan nilai penerimaan negara dari cukai sebesar Rp 920 miliar. Tapi kalau PMK ini dibekukan karena bermasalah, maka akan berdampak pada penerimaan cukai dalam target RAPBN-P 2013," pungkas Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.