Sukses

Tak Mau Wilayah RI Dicaplok, BI Rajin Pasok Uang ke Pelosok

BI tengah menjajaki kerjasama dengan TNI AU demi mendistribusikan uang ke daerah-daerah pelosok yang ada di beberapa wilayah Indonesia. Upaya ini diharapkan bisa menghindari hilangnya wilayah milik Indonesia.

Bank Indonesia (BI) sebagai regulator 120 Bank Umum di Indonesia tengah menjajaki kerjasama dengan TNI Angkatan Udara (AU) demi mendistribusikan uang ke daerah-daerah pelosok yang ada di beberapa wilayah Indonesia.

"Saya coba jajaki dengan TNI AU untuk di garis perbatasan dan pedalaman papua, itu kan banyak yang sulit dijamah lewat darat, saat ini yg sudah ada MOUnya dengan Angkatan Laut," ungkap Deputi Gubernur BI, Ronald Waas usai meresmikan sistem Bye Laws Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) di Gedung BI, Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Ronald mengakui, distribusi uang rupiah ke wilayah pelosok memang harus sering dilakukan demi mencegah adanya penggunaan mata uang negara tetangga oleh penduduk perbatasan yang notabene merupakan warga Indonesia yang bertempat tinggal di wilayah NKRI.

"Meskipun terlepas juga ada juga mata uang kita yang digunakan di beberapa negara tetangga kita seperti di Papua Nugini dan di perbatasan Timor Leste,"ungkapnya.

BI mengakui, kegiatan penyaluran uang ke beberapa daerah di wilayah Papua terakhir dilakukan dengan menggunakan Kapal Laut milik TNI AL pada tahun 2012. "Sekali bawa kita nominalnya sekitar Rp 15 hingga 20 miliar," jelas Ronald.

Ronald menjelaskan, Indonesia pernah kehilangan dua pulau akibat ketiadaan dukungan distribusi mata uang rupiah ke wilayah terpelosok. Kedua pulau tersebut adalah pulau Sipadan dan Ligitan.

"Kita pernah kehilangan dua pulau, Sipadan dan Ligitan. Saat itu yang menjadi pertimbangan Mahkamah Internasional hanya satu poin yaitu bahwa transaksi di sana tidak menggunakan rupiah, tapi mata uang negara tetangga," kata Ronald.

Berkaca dari peristiwa tersebut, BI sejauh ini telah melakukan distribusi ke beberapa pulau diarea perbatasan Indonesia seperti pulau Miangas, Kepulauan Natuna melalui jalur Batam, dan terakhir di perbatasan Papua. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini