Sukses

Freeport Klaim Tambangnya Aman untuk Beroperasi Lagi

PT Freeport Indonesia menyatakan hasil pemeriksaan tim internal perseroan menunjukkan fasilitas utama di Tambang Bawah Tanah secara umum dinyatakan aman untuk digunakan.

Sejak terjadinya kecelakaan tambang di area Tambang Bawah Tanah Big Gossan, tim inspeksi internal PT Freeport Indonesia telah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh fasilitas permanen, area produksi, area services, dan terowongan aktif di daerah pengembangan Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Grasberg Block Cave (GBC).

Seperti dikutip dari keterangan tertulis perseroan, Rabu (5/6/2013), inpeksi yang dilakukan mulai 16 Mei 2013 tidak hanya dilakukan secara visual, tetapi juga menggunakan peralatan yang ada seperti GPR (ground penetration radar), seismik dan survei prisma.

Manajemen Freeport menjelaskan, prioritas utama inspeksi dilakukan terhadap fasilitas permanen yang berada di tambang bawah tanah dan setiap area yang memiliki jumlah pengumpulan karyawan yang tinggi seperti ruang makan, tempat ibadah, perkantoran, perbengkelan, pergudangan, lokasi penambangan serta jalan masuk utama.

"Hal ini dilakukan untuk memastikan semua fasilitas di tambang bawah tanah dalam kondisi stabil, memiliki penyangga yang baik agar dapat memberikan kenyamanan pada karyawan untuk melakukan aktivitas kerjanya kembali dengan aman dan selamat," ungkap Kepala Teknik Tambang Freeport Indonesia, Nurhadi Sabirin.

Selanjutnya Inspektur Tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah menyelesaikan penyelidikan awal pada Fasilitas Pelatihan Tambang Bawah Tanah Big Gossan pada23 Mei 2013 dan telah memberikan beberapa rekomendasi yang juga sedang dan sudah ditindaklanjuti oleh perusahaan.

"Hasil pemeriksaan tim internal menunjukkan fasilitas utama di Tambang Bawah Tanah secara umum dinyatakan aman untuk digunakan," tutur Nurhadi.

Namun demikian ada juga beberapa fasilitas yang perlu ditutup sementara untuk pemeriksaan lanjutan serta melakukan perbaikan sesuai dengan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Sejak 31 Mei 2013, tim Investigasi independen bentukan pemerintah telah mulai melakukan penyelidikan kecelakaan termasuk pemeriksaan penyanggaan batuan di area tambang bawah tanah.

"Kami terus memberikan dukungan kepada tim ini untuk kelancaran proses penyelidikan dan pemeriksaan keseluruhan area tambang PTFI yang rekomendasinya akan kami tindaklanjuti dengan serius," jelasnya.

Nurhadi menuturkan, perusahaan akan terus memfokuskan kegiatannya pada perawatan tambang yang disepakati baik di tambang terbuka maupun tambang bawah tanah untuk memastikan aspek kestabilan dan keselamatan sebelum dapat beroperasi kembali.

Untuk memulai kegiatan produksi akan bergantung pada rekomendasi tim investigasi independen bentukan pemerintah yang diharapkan dapat kami terima dalam waktu tidak terlalu lama.

Perusahaan saat ini terus melakukan evaluasi dan peninjuan lanjutan terkait aspek keselamatan dan keamanan area kerja.  “Kami terus menekankan pentingnya keselamatan kerja, memastikan seluruh rekan kerja tetap fokus pada keselamatan kerja dan mematuhi semua ketentuan K3 yang berlaku di area operasi PTFI agar terhindar dari kecelakaan kerja,” ungkap Nurhadi.

Sekadar informasi, sebanyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan. (Ndw)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.