Sukses

Pemerintah Masih Bekukan Operasional Tambang Freeport

Pemerintah belum mengizinkan Freeport kembali mengoperasikan tambang emas Grasberg di Timika, Papua.

Pemerintah masih belum mengizinkan PT Freeport Indonesia kembali mengoperasikan tambang emas terbuka Grasberg, di Timika, Papua, hingga investigasi penyebab longsornya terowongan tambang bawah Big Gossan selesai dilakukan.

Freeport sebelumnya menyatakan berdasarkan pemeriksaan tim internal perseroan menunjukkan tambang perseroan sudah aman untuk beroperasi kembali.

"PT Freeport akan operasi kembali tergantung dari rekomendasi tim terpadu," ungkap Direktur Pengusaahan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dede Ida Suhendra saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (7/6/2013).

Menurut Dede, saat ini pihaknya masih melakukan investigasi penyebab insiden  yang menewaskan 28 orang pekerja Freeport tersebut. Dia memperkirakan proses investigasi bakal tuntas paling lambat Juli 2013.

"Setelah investigasi selesai, baru diputuskan kapan Freeport kembali diizinkan beroperasi," tutur dia.

Dede mengakui penghentian kegiatan produksi Freeport memang telah berdampak pada penerimaan negara dari sektor mineral. Namun, lanjut Dede, keselamatan karyawan Freeport jauh lebih penting dibandingkan pendapatan negara.


"Sebaiknya kita bicara keutamaan menghargai keselamatan pertambangan, pendapatan negara yg besar tdk ada artinya kalau tdk ada jaminan keselamatan karyawan,"

Sekadar informasi, sebanyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan.

 sejak 14 Mei 2013 insiden runtuhnya atap pusat pelatihan di tambang bawah tanah Big Gossan, Freeport menghentikan seluruh operasional perusahaan termasuk kegiatan pertambangan terbuka maupun tertutup.

Saat ini Freeport memproduksi bijih mineral sebanyak 220 ribu ton per hari, yang terdiri 140 ribu ton dari tambang terbuka dan 80 ribu ton berasal dari tambang tertutup. Jika dikalkulasikan, hingga hari ini Freeport kehilangan produksi sebesar 5,5 juta ton bijih selama 25 hari berhenti produksi. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.