Sukses

Elpiji Langka Ditengarai Akibat Agen Selewengkan Alokasi

Hiswana Migas menemukan agen gas elpiji yang berbuat nakal dengan menampung gas elpiji tidak sesuai dengan alokasi.

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas bumi (Hiswana Migas) menemukan agen gas elpiji yang berbuat nakal dengan menampung gas elpiji tidak sesuai dengan alokasi.

Ketua Bidang Elpiji Dewan Pimpinan Daerah (DPD) III Hiswana Migas, Muhammad Ismet mengatakan, perilaku tersebut akan merusak tatanan penyaluran gas elpiji 3 kilogram (Kg) karena penyaluran gas subsidi tersebut tidak bisa sembarangan.

"Seumpamanya alokasi 10 dia punya pangkalan cuma lima, itu yang kita tertibkan. Itu sudah berkurang tahun kemarin," kata Ismet di Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Atas hal ini Ismet menambahkan, Hiswana Migas dan PT Pertamina (Persero) sedang berusaha mendata setiap agen dengan mendaftarkan pangkalan, agar terdeteksi dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan penyalurannya.

"Kita dalam penataan ini barang distribusi, harus tepat. Itu timnya Hiswana sendiri bersama Pertamina," ungkapnya.

Terkait dengan kelangkaan gas elpiji beberapa waktu lalu, dia menilai hal itu bisa terjadi karena ada kepanikan di masyarakat atas rencana kenaikan gas elpiji.

Efek beruntun dari kondisi ini membuat masyarakat membeli gas elpiji secara berlebihan yang mengakibatkan berkurangnya stok gas elpiji di pangkalan.

"Sebetulnya ini panic buying kan ada berita gas naik. Sementara ini hanya beberapa minggu lalu, juga menjelang pusat ada pengaruh efek domino orang takut semua," ungkapnya.

Ismet membantah jika kelangkaan gas tersebut lantaran ada agen yang nakal dengan menimbun gas elpiji. Pasalnya saat ini pihaknya dan Pertamina selalu memantau pergerakan penyaluran gas elpiji.

Menurutnya yang berbuat nakal adalah pengecer atau tangan kedua setelah agen. Hal tersebut kemungkinan besar karena pengawasan kedua instansi tersebut hanya sampai agen tidak sampai pengecer.

"Kecil kemungkinan (agen yang nakal), selama ini yang nakal pengecer yang tidak terjangkau, bukan agen, kalau agen melakukan kecurangan diskorsing. Malah Pemutusan Hak Usaha, pengecer susah ditindak, pengawasan sampai pangkalan," pungkasnya. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini