Sukses

Wamen ESDM Tuding Penimbunan Sebabkan Elpiji Langka

Wamen ESDM menduga penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji di berbagai daerah karena tindakan oknum nakal yang melakukan penimbunan

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menduga penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji di berbagai daerah karena tindakan oknum nakal yang melakukan penimbunan.

"Itu perbuatan orang yang menimbun. Tidak punya hati. Memakai kesempatan dalam kesempitan," kata Susilo, di Jakarta, Kamis (13/6/2013).

Susilo mengaku dugaan tersebut muncul karena melihat dari pasokan yang selama ini dicukupi PT Pertamina (Persero) yang bertindak sebagai distributor gas elpiji di tanah air.

Dirinya menghimbau agar masyarakat juga mau bekerjasama untuk memberantas penimbunan, dengan melaporkan ke aparat penegak hukum jika menemukan indikasi penimbunan gas elpiji tersebut.

"Pertamina menyuplai elpiji kan cukup. Kalau ada yang tahu nimbun tolong laporin. Wartawan kan punya kewajiban masak kita doang," ungkapnya.

Ketua Bidang Elpiji Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 3 Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Muhammad Ismet sebelumnya mengatakan kelangkaan gas elpiji beberapa waktu lalu, akibat kepanikan masyarakat atas rencana kenaikan gas elpiji.

Kondisi itu menimbulkan efek beruntun sehingga masyarakat membeli gas elpiji secara berlebih yang mengakibatkan berkurangnya stok gas elpiji di pangkalan.

Ismet membantah jika kelangkaan gas tersebut disebabkan agen yang nakal dengan menimbun gas elpiji. Pasalnya
saat ini pihaknya dan Pertamina selalu memantau pergerakan penyaluran gas elpiji.

Menurutnya yang berbuat nakal adalah pengecer atau tangan kedua setelah agen, hal tersebut berkemungkinan besar karena pengawasan kedua instansi tersebut hanya sampai agen tidak sampai pengecer.

"Sebetulnya ini panic buying kan ada berita gas naik, sementara ini hanya beberapa minggu lalu, juga menjelang puasa ada pengaruh efek domino orang takut semua. Kecil kemungkinan (agen yang nakal), selama ini yang nakal pengecer yang tidak terjangkau, bukan agen, kalau agen melakukan kecurangan diskorsing, malah Pemutusan Hak Usaha, pengecer susah ditindak, pengawasan sampai pangkalan," pungkasnya. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.