Sukses

Negara Berkembang Tahan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Bank Dunia menilai risiko ekonomi negara maju telah makin berkurang. Namun negara berkembang membuat pertumbuhan ekonomi global tertahan.

Bank Dunia memperkirakan risiko ekonomi di sejumlah negara maju telah semakin berkurang sehingga memicu laju pertumbuhan dunia. Sayangnya, pemulihan ekonomi dunia ini masih diwarnai kontraksi yang terjadi di kawasan Eropa.

Tak hanya itu, Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara berkembang bakal bergerak moderat akibat kendala kapasitas yang dialaminya.

Hal tersebut diungkapkan Bank Dunia dalam laporan terbarunya, Global Economic Prospect seperti diperoleh Liputan6.com, Kamis (13/6/2013).

Bank Duni memperkirakan pertumbuhan produk deomstik bruto (PDB) di negara berkembang diperkirakan berkisar antara 5,1% pada 2013. Ekonomi di negara-negara ini diperkirakan akan kembali menguat menjadi 5,6% dan 5,7% dalam dua tahun mendatang.

Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Brasil, India, Rusia, Afrika Selatan dan Turki diketahui sedikit melambat akibat masalah pasokan. Disaat sentimen eksternal semakin berkurang, pertumbuhan di negara-negara ini diperkirakan takkan mencapai level sebelum krisis kecuali reformasi dari sisi pasokan bisa diatasi.

China juga diperkirakan masih akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi seiring upaya pemerintah menyeimbangkan ekonomi.

Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Duni amemperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 7,3% pada tahun ini. Sementara Eropa dan Asia Tengah 2,8%, Amerila Latin dan Karibia 3,3%, Timur Tengah dan Afrika Utara 2,5%, Asia Selatan 5,2%, dan Sub Sahara Afrika 4,9%.

Sementara untuk negara-negara maju yang tengah melakukan konsolidasai fiskal, tingkat pengangguran yang tinggi, serta tingkat kepercayaan konsumen dan bisnis yang rendah, hany akan mengalami pertumbuhan ekonomi moderat di level 1,2%. Namun perlahan meningkat menjadi 2% pada 2014 dan 2,3% pada 2015.

"Disaat adanya tanda-tanda harapan dari sektor keuangan, perlambatan ekonomi di sektor riil ekonomi menjadi semakin berlarut-larut," kata  Senior Vice President and Chief Economist dari Bank Dunia, Kaushik Basu.

Perdagangan global yang telah mengalami kontraksi selama 7 bulan diperkirakan masih akan berlanjut. Tingkat pertumbuhan diperkirakan hanya berkembang sebesar 4% pada 2013, jauh dari posisi sebelum krisis keuangan di level 7,3%.

Kondisi ini membuat volume perdagangan tumbuh lebih lambat serta nilai perdagangan yang tumbuh tipis seiring harga komodita syang melamban guna merespon kenaikan pasokan. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.