Sukses

Aksi-aksi Lion Air Jatuhkan Dominasi AirAsia

Persaingan AirAsia dan Lion Air di bisnis maskapai penerbangan murah semakin ketat. Apa saja aksi Lion Air melemahkan kekuatan Air Asia?

Berbagai cara dilakukan maskapai penerbangan murah nasional, Lion Air guna mengalahkan pesaing terberatnya, Air Asia. Untuk memenuhi harapan tersebut, Lion Air bahkan rela memesan ratusan pesawat jet baru.

Dalam dua tahun terakhir, kedua maskapai ini diketahui pernah bersama-sama memesan lebih dari 1.000 pesawat menyusul persiapan menghadapai pasar penerbangan yang lebih liberal di Asia Tenggara.

Seperti dilansir laman The Wall Street Journal, Jumat (14/6/2013), Malindo Air yang berbasis di Malaysia mengatakan, pihaknya tetap bisa memberikan harga murah pada konsumen karena perusahaan mampu mendapatkan sokongan dari dari Lion Air yang memegang 49% sahamnya. Sementar 51% sisa sahamnya dimiliki National Aerospace & Defence Industries Sdn. Bhd., yang merupakan perusahaan pengelola armada Malaysia.

"Jika diberi pilihan, setiap orang pasti ingin terbang dengan pesawat yang full-service dan harganya terjangkau," ujar CEO Malindo Air, Chandran Rama Muthy, saat diwawancara di salah satu penerbangannya minggu ini.

Dia mengatakan, mengacu pada model operasi maskapai hybrid, ada perbedaan antara pesawat-pesawat tiket murah dan premium.

Tak seperti pesawat dengan biaya murah lainnya, Malindo juga menawarkan kabin-kabin kelas bisnis untuk penerbangan domestik.

Keberhasilan Malindo sangat penting untuk menunjang ambisi Lion Air meluaskan wilayah penerbangannya guna menyaingi Air Asia yang saat ini mendominasi pasar Malaysia. Saat ini AirAsia juga tercatat menyediakan pesawat dengan tiket paling murah se-Asia.

Sementara Lior Air yang terhitung memenuhi 45% pasar Indonesia, saat ini tengah membangun satu unit penerbangan di Thailand. Maskapai pesaing AirAsia ini juga diketahui sudah membangun Batik Air, pesawat dengan pelayanan penuh di Indonesia.

Lion Air yang sukses setelah meresmikan maskapainya hanya dengan satu penerbangan pada 2000 lalu, sudah berhasil meluaskan bisnis perjalanan udaranya dengan mematok harga murah untuk penerbangan-penerbangan antar pulau. Sekarang maskapai terbesar di Indonesia ini tengah mengatur keuangannya sendiri guna menyokong pertumbuhan internasional.

Sebelumnya Lion Air seolah tak banyak dikenal di bisnis internasional sampai akhirnya mengejutkan industri penerbangan dunia dengan sejumlah pemesanan unit pesawat. Lion Air diketahui memesan 230 unit Boeing 737 yang kemudian memesan pesawat jet Airbus A320 sebanyak 234 unit pada Maret 2013. Jumlah ini menembus rekor pemesanan armada perjalanan udara terbanyak saat itu. Aksi beli pesawat besar-besaran ini dianggap sebagai langkah ampuh untuk memperluas bisnisnya.

Malindo Air, yang telah mengadopsi logo Lion Air di seluruh armadanya, berencana untuk meningkatkan jumlah armadanya menjadi 10 unit pesawatnya terdiri dari 6 pesawat jet Boeing 737-900 dan empat turboprop pada akhir tahun ini. Chandran mengatakan, saat ini jumlah armadanya hanya empat unit dan rencana penambahan tersebut sudah 80% terpenuhi.

Chandran mengungkapkan, perusahaan bisa menarik lebih banyak pesawat tahun depan sesuai dengan yang dibutuhkan Lion Air. Pada 2014 nanti, pihaknya akan menarik pengiriman sebanyak 34 unit pesawat.

"Tujuan kami adalah untuk menjadikan Kuala Lumpur sebagai pusat transit di wilayah tersebut. Kami akan menghubungkan penduduk dari kota-kota di India, Dhaka ke Kuala Lumpur," jelas Chandran.

Sesuai dengan persetujuan dari regulator India, maskapai ini berencana untuk memulai penerbangan ke New Delhi pada Agustus 2013 dan berharap bisa memulai penerbangan ke kota-kota lain di India. Tak hanya itu, demi menyaingi AirAsia, Lion juga berencana membangun penerbangan ke China. (Shd/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini