Sukses

Freeport: Pekerja Batal Mogok Kerja Hari Ini

PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan serikat pekerjanya telah membatalkan aksi mogok kerja yang semula direncanakan hari ini.

PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan serikat pekerjanya telah membatalkan aksi mogok kerja yang semula direncanakan hari ini.

"Kemarin kami telah berdiskusi dengan pimpinan-pimpinan serikat pekerja dan telah tercapai kesepakatan bahwa anggota-anggota serikat tersebut akan kembali bekerja untuk melakukan kegiatan pemeliharaan tambang di Mimika," kata juru bicara Freeport Indonesia, Daisy Primayanti seperti dikutip dari Liputan6.com, Jumat (14/6/2013).

Daisy menuturkan, Freeport akan terus bekerja sama penuh dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam  proses investigasi penyebab runtuhnya terowongan di fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Freeport pada 14 Mei 2013.

Ketua DPC SP-KEP SPSI Cabang Mimika, Virgo Solossa, sebelumnya mengatakan serikat pekerja Freeporta melakukan mogok kerja mulai hari ini hingga batas waktu yang tidak ditentukan, jika perusahaan tidak membebastugaskan lima pejabat perusahaan yang dicurigai bertanggung jawab atas insiden runtuhnya terowongan Big Gossan yang menewaskan 28 orang pada bulan Mei lalu.

Seperti dikutip dari Reuters, Freeport menghentikan operasi di tambang tembaga terbesar kedua di dunia pada 15 Mei 2013, atau sehari setelah ambruknya terowongan di area pelatihan Big Gossan.

Perusahaan menyatakan force majeure pada hari Rabu untuk membebaskan diri dari kewajiban untuk pengiriman konsentrat tembaga dari tambang Grasberg. Pekerja di tambang telah melakukan pemeliharaan sejak keruntuhan.

Dalam sebuah surat yang dikirim ke manajemen Freeport pada Senin, yang dikutip serikat pekerja, lima pejabat perusahaan diduga bertanggung jawab atas kecelakaan di tambang Freeport.

"Mereka harus dikirim rumah sementara penyidikan terhadap penyebab kecelakaan masih berlangsung," kata Virgo.
"Kami telah menetapkan batas waktu 14 Juni untuk manajemen. Kemudian akan meminta semua pekerja untuk berhenti bekerja dan menarik diri dari daerah operasi," lanjut dia.

Sekadar informasi, sebanyak 38 pekerja Freeport berada di dalam kelas fasilitas pelatihan bawah tanah saat atap runtuh pada Selasa 14 Mei 2013, pukul 07.30 WIT.

Anggota tim tanggap darurat telah berhasil menyelamatkan 10 pekerja, namun tak bisa menyelamatkan 28 orang lainnya yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan.

Freeport memproduksi bijih mineral sebanyak 220 ribu ton per hari, yang terdiri 140 ribu ton dari tambang terbuka dan 80 ribu ton berasal dari tambang tertutup. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.