Sukses

Siap-siap! 3.000 Buruh Serbu DPR Tolak Kenaikan Harga BBM

Sebanyak 3.000 buruh akan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak rencana kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR pada Senin (17/6/2013).

Sebanyak 3.000 buruh akan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di depan Gedung DPR, Jakarta, pada Senin (17/6/2013).

Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, aksi demonstrasi dilakukan di depan DPR bersamaan dengan rapat paripurna yang akan menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPNB-P) 2013.

"Aksi demonstrasi akan dilaksanakan di DPR mulai pukul 10 WIB," tutur Iqbal saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (16/6/2013) malam.

Selain di jakarta, aksi unjuk rasa tersebut akan dilaksanakan secara serentak di sejumlah kota di Indonesia seperti Serang, Cilegon, Purwakarta, Karawang, Cimahi, Subang, Bandung, Sukabumi, semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, Probolinggo, Malang, Aceh, Batam, Bintan, Karimun, Medan, Deli, Lampung, Jambi, Makassar, Manado, Gorontalo, Samarinda,  dan Papua.

"Aksi ribuan buruh juga serempak di ratusan kabupaten dan kota pada 17 Juni di Kantor Gubernur dan Bupati," jelas Iqbal.

Iqbal menjelaskan, aksi itu dilakukan karena kenaikan harga BBM diyakini akan memberatkan buruh. Kenaikan harga BBM Rp 2.000 akan mengakibatkan daya beli buruh turun 30% sehingga kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tahun lalu sebesar 30% menjadi sia-sia.

"Sehingga buruh menjadi miskin lagi," terangnya.

Selain itu, pemerintah juga belum mau menggunakan dana pengalihan subsidi BBM untuk melaksanakan jaminan kesehatan (jamkes) ke seluruh rakyat pada 1 Januari 2014, namun malah mau menjalankan jamkes tersebut secara bertahap di 2019.

"Lalu apa manfaat pengalihan subsidi BBM tersebut?," tutur dia.

Dia juga belum melihat adanya ketegasan secara terbuka dari pemerintah, bahwa pengalihan subsidi untuk transportasi publik dan perumahan buruh, padahal dua item ini membebani kehidupan buruh.

"Menolak pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) karena tidak menyelesaikan kemiskinan. Pemerintah hanya seperti Sinterklas menjelang pemilihan umum," papar Iqbal.

Sekadar informasi, pemerintah memastikan akan menaikkan harga BBM subsidi jenis premium dan solar  pada pekan ini. Rencananya harga premium akan naik Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Saat ini kedua jenis BBM tersebut dijual dengan harga Rp 4.500 per liter. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini