Sukses

Kadin: BBM Boleh Naik tapi Bunga Kredit Jangan Ikut-ikutan

Kadin Indonesia mengingatkan industri perbankan tak gegabah menaikkan suku bunga kredit UKM ditengah kenaikan harga BBM dan laju inflasi.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan kalangan perbankan untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga kredit usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) seiring kenaikan suku bunga acuan BI rate.

Kalangan pelaku usaha beralasan sejumlah agenda makro ekonomi ke depan seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan inflasi diperkirakan bakal menggerus daya saing UKM.

"Saya kira BBM secepatnya dinaikkan, tapi bunga kredit UKM juga jangan sampai ikut-ikutan naik, kendati BI Rate sudah naik," ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang UKM dan Koperasi, Erwin Aksa di Jakarta, Senin (17/6/2013). 

Erwin mengakui, kenaikkan fasilitas simpanan Bank Indonesia (FASBI) menjadi 4,25% dan BI Rate 6% sangat kondusif mendorong suku bunga, utamanya kredit UKM. Saat ini bunga kredit modal kerja ditetapkan sebesar 12,16% sedangkan bunga kredit investasi sebesar 12,02%.

Namun, lanjutnya, Kadin Bidang UKM berharap keputusan perbankan menaikan bunga kredit pinjaman secara bijaksana melihat sektor lain yang sedang kesulitan, seperti UKM. Selama ini industri perbankan diketahui telah meraup sangat tinggi.

"Sebagian besar laba ini masih dari nett interest margin, sedangkan dari fee based income belum cukup optimal, artinya kontribusi dari kredit dunia usaha sangat besar bagi perolehan laba perbankan nasional,” papar Erwin.

Selain perbankan, Kadin juga mengimbau bank sentral untuk mendorong persaingan antar bank di kredit UKM guna mendorong turunnya suku bunga kredit. Selama ini persaingan kredit bank paling gencar hanya terjadi di kredit konsumsi. "Faktanya, ada perang tarif kredit konsumsi, sedangkan di UKM belum terlihat,” papar Erwin.

Tak hanya itu, Erwin juga mengusulkan agar kebijakan pengumuman bunga bank di media-media yang pernah dicetuskan oleh mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution kembali dilakukan. "Biar pelaku UKM tahu mana yang lebih kompetitif," ujar Erwin.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini