Sukses

3 Instansi Rapat Cari Cara Turunkan Biaya Eksplorasi Geothermal

PT Pertamina Geothermal (persero), PT PLN (Perseo) dan perusahaan asal Selandia Baru SKM menggelar rapat konselir pengembangan EBT.

PT Pertamina Geothermal (persero), PT PLN (Perseo) dan perusahaan asal Selandia Baru SKM menggelar rapat konselir sebagai upaya percepatan pengembangan energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya geothermal.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan saat ini sudah ada nota kesepahaman yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara ketiga pihak tersebut untuk menata ulang biaya eksplorasi panas bumi.

"Untuk mereview seluruh biaya pengembangan geo milik pertamina, mudah-mudahan dalam dua bulan diluruskan struktur biaya pengembangan geo bisa dimulai, sekarang Pertamina," ujar Dahlan di Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Dia menjelaskan, rapat konselir menjadi tahap awal dari pelaksanaan dimulainya pengembangan energi EBT. Rapat tersebut membahas permasalahan pengembangan proyek panas bumi yang dijalankan anak usaha PT Pertamina yaitu PT Pertamina Geo Thermal Energi (PGE).

"Pertamina, PLN dan SKM akan rapat tidak boleh diganggu, tidak boleh pulang, sebelum urusan teknis, legal perjanjian selesai dibahas. Mungkin dua minggu. Jadi seluruh urusan teknis," ungkap Dahlan.

Dia menyebutkan proyek yang akan dilaksanakan PGE terdiri dari proyek panasa bumi di Lahendong 5, Ulu Belu 34, kemudian Karaha, dan kamojang 5. "Pada pengembangan ini saya ingin ini terealisir karena sudah terlalu lama geothermal Indonesia tidak dikerjakan," tegas Dahlan.

Dia mengaku dalam menjalankan proyek panas bumi memiliki hambatan luar biasa banyak, seperti ketidakjelasan sumber panas bumi sementara biaya untuk mengebor satu sumber panas bumi cukup tinggi.

"Biasanya yang menang tender wkp, harus membuat satu sumur, belum tentu menghasilkan. Harga mengebor satu sumur Rp 75 miliar, di sisi banyak pengusaha dan pemenang tender banyak yang tidak mulai karena memperjudikan Rp 75 miliar itu, jadi harus perusahaan yang kuat,  Pertamina pun akan gandeng partner Jepang," pungkasnya. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini