Sukses

Ngotot Tolak BBM Naik, Puluhan Ribu Buruh Bakal Demo Lagi Jumat

Buruh akan kembali melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat untuk menolak kenaikan harga BBM

Puluhan ribu buruh di seluruh Indonesia akan kembali melakukan aksi demonstrasi demi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Jumat (21/6/2013). Gerakan ini merupakan aksi demo lanjutan yang telah dilakukan buruh pada Senin, 17 Juni 2013.

"Buruh tetap bergerak menolak kenaikan harga BBM yaitu dengan melakukan aksi kembali serempak di seluruh Indonesia," ujar
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/6/2013).

Di Jakarta, aksi itu akan dilaksanakan di Istana dan kawasan Industri Pulogadung. Selain di Jakarta, aksi unjuk rasa tersebut akan dilaksanakan secara serentak di sejumlah kota di Indonesia seperti Bogor, Depok, Tangerang, serang, Cilegon, Karawang, Purwakarta, Subang, Cimahi, Bandung, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, dan Gresik.

Demo dilakukan mulai 09.00 WIB,  di kantor DPRD dan Bupati masing-masing dengan tuntutan tolak kenaikan harga BBM dan naikkan upah minimum provinsi (UMP) 2014 sebesar 50%.

"Ini pemanasan menjelang persiapan mogok nasional yang akan diikuti 10 juta buruh di Tanah Air," papar dia.

Iqbal menjelaskan, aksi itu dilakukan karena kenaikan harga BBM diyakini akan memberatkan buruh. Kenaikan harga BBM Rp 2.000 akan mengakibatkan daya beli buruh turun 30% sehingga kenaikan UMP  tahun lalu sebesar 30% menjadi sia-sia.

"Sehingga buruh menjadi miskin lagi," terangnya,

Selain itu, pemerintah juga belum mau menggunakan dana pengalihan subsidi BBM untuk melaksanakan jaminan kesehatan (jamkes) ke seluruh rakyat pada 1 Januari 2014, namun malah mau menjalankan jamkes tersebut secara bertahap di 2019.

"Lalu apa manfaat pengalihan subsidi BBM tersebut?," tutur dia.

Dia juga belum melihat adanya ketegasan secara terbuka dari pemerintah, bahwa pengalihan subsidi untuk transportasi publik dan perumahan buruh, padahal dua item ini membebani kehidupan buruh.

"Menolak pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) karena tidak menyelesaikan kemiskinan. Pemerintah hanya seperti Sinterklas menjelang pemilihan umum," papar Iqbal.

Sekadar informasi, pemerintah memastikan akan menaikkan harga BBM subsidi jenis premium dan solar. Rencananya harga premium akan naik Rp Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Saat ini harga kedua jenis BBM itu dijual Rp 4.500 per liter. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini