Sukses

Emas Sempat ke Level Terendah Terhantam Pernyataan The Fed

Harga emas merosot 5% menembus level terendah Bank Sentral Amerika (The Fed) memberikan isyarat akan memperlambat program stimulus moneter.

Harga emas merosot 5% menembus level terendah pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) yang menyebabkan pasar global terganggu satu hari setelah Bank Sentral Amerika (The Fed) memberikan isyarat  secara eskplisit soal rencananya menghentikan program Quantitative Easing (QE) yang digencarkannya.

Data Reuters menunjukkan, harga emas berjangka untuk penjualan Agustus di divisi Comex AS turun sebesar Us$ 87,8 per ounce dan bertahan di harga  US$ 1.286,2 dengan volume perdagangan yang sudah melewati 360 ribu lot. Jumlah tersebut mungkin adalah omzet tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Sementara itu seperti dilansir dari Reuters, Jumat (21/6/2013), harga emas di pasar spot turun 5,2% menjadi Us$ 1.280,54 per ounce setelah sempat menyentuh level terendahnya di harga US$ 1276.19, harga terendah sejak September 2010.

Para analis mengatakan emas bisa terjun ke harga US$ 1.200 per ounce

Dorongan utama datang dari pernyataan Gubernur The Fed Ben Bernanke soal kemungkinannya menarik program stimulusnya tahun ini. Hal tersebut memicu lonjakan benchmark hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang menyeret harga emas ke level yang semakin rendah.

"Orang-orang pernah sangat tertarik pada emas, komoditas dan ekuitas karena yield obligasi yang sangat rendah. Sekarang, dengan yield obligasi yang meingkat, kami melihat likuidasi tanpa emas dan tunai," unkap Kepala Bagian Investasi di Sica Wealth, Jeffery Sica.

Beberapa analis mengatakan, harga emas dapat kembali naik jika ekonomi AS memburuk atau tidak meningkat dengan pesat. Hal tersebut bisa membuat The Fed menunda rencananya menarik program stimulus moneter yang sedang dilakukan.

"Melemahnya data ekonomi AS berikutnya dapat melonggarkan tekanan The Fed, dan mendorong harga emas naik," kata kepala analis logam-logam mulia di HSBC James Steel.

Harga emas sekarang lebih dari 30% di bawah rekor tertingginya sebesar Us$ 1.920,3 per ounce pada September 2011. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.