Sukses

Dahlan: Jadi Dirut PLN Lebih Kongkrit Ketimbang Menteri BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku lebih bisa mengambil langkah nyata saat masih menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero) dibandingkan saat ini sebagai pembantu Presiden.

"Dulu saat saya di PLN, saya bisa melakukan hal-hal yang kongkret. Seperti meminta gas 5 sendok saja dari gas yang begitu besar dari BP untuk menghidupkan listrik di Bintuni, kemudian juga di Siak.. Alhamdulillah berhasil, mereka berikan dan listriknya nyala di sana dan teratasi," ujar dia saat berdiskusi dengan sejumlah mashasiswa di Universitas Riau dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/6/2013).

Sementara di BUMN, dia menuturkan kerjanya  bersifat tidak operasional. Dia mencontohkan ketika meminta PT Pertamina (Persero) untuk menggenjot produksi minyak nasional dan memangkas perizinan eksplorasi migas di Indonesia.

Dahlan pun mengaku meminta tim khusus untuk menggenjot produksi minyak nasional. "Dengan membuat brigade dengan usia maksimal 29 tahun. Walau Dirut Pertamina menawar, umur 35 atau 32 saja. Saya tetap tidak mau. Karena saya yakin, hanya anak-anak muda yang bisa buat perubahan," terang dia.

Namun dia mengaku hal ini juga tidak mudah. Panjangnya birokrasi dan kurangnya kepercayaan tentang kemampuan Pertamina meski perusahaan  dinilai masuk yang terbesar di Indonesia.

Dia mengakui proses pengurusan birokrasi migas di Indonesia bertele-tele. Untuk pengurusan izin migas setidaknya perlu 280. Izin ini diakui Dahlan baru diketahui sekitar 2 minggu lalu. Termasuk izin di Kementerian Perhubungan
ada 28 izin.

"Coba dibayangkan betapa banyaknya dan sulitnya. Makanya hal ini harus segera kita bereskan, agar kemandirian energi kita bisa cepat diatasi," lanjut dia. (Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini