Sukses

95% Saham Ascet Dikuasai Investor Lokal

Para pemegang saham Acset Indonesia Utama Tbk berasal dari investor institusi yang menyimpang saham sebagai investasi jangka panjang.

Perusahaan jasa konstruksi, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), melaporkan penawaran saham perdana perseroan sempat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga enam kali. Sebagian besar pemegang saham berasal dari pemodal lokal khususnya dari investor institusi.

Direktur Utama Kim Eng Securities, Harry Supoyo saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (24/6/2013), mengatakan, saham ACST memang masih banyak diserap oleh investor domestik hingga 95%. Sedangkan sisanya sebesar 5% mampu berhasil menyerap peminat asing.

Harry menjelaskan, masuknya investor institusi sebagai pemegang saham Ascet menandakan adanya keinginan untuk menyimpan dana dalam jangka waktu lebih panjang. "Hanya sebagian kecil didapatkan dari investor ritel," ungkapnya.

Pada proses IPO kali ini, perusahaan diketahui melepas 150 juta saham atau setara 30% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Setelah IPO, komposisi pemegang saham PT Acset Indonusa Tbk menjadi 38,45% PT Cross Plus Indonesia, PT Loka Cipta Kreasi sebesar 29,75%, Hilarius Arwandhi sebesar 0,80%, dan sisanya sebesar 30,67% diakui masyarakat dan 0,33% ESA (Employee Stock Allocations).

Pada proses pencatatan perdana hari ini, harga saham ACST naik tipis 2% menjadi Rp 2.550 per saham dari harga penawaran di level Rp 2.500 per saham. Dengan harga IPO, emiten jasa konstruksi ini meraup dana segar sebesar Rp 387,5 miliar.

Dana yang diperoleh dari penawaran umum sebanyak 50% akan digunakan sebagai modal kerja, sekitar 37,5% untuk membayar utang bank dan sisanya 12,5% digunakan sebagai belanja modal perseroan. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.