Sukses

RI Bisa Jadi Negara Ekonomi Terbesar Kelima di Dunia Jika Bersatu

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam namun belum memiliki kebersamaan dalam pengelolaannya.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menyatakan meski Indonesia memiliki banyak sumber daya alam namun belum memiliki kebersamaan dalam pengelolaan untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional.

"Indonesia yang nggak punya apa?. Yang belum punya adalah rasa kebersamaan, kalau semua memikirkan negara, nomor satu Indonesia maka menurut Mckinsey Indonesia akan menjadi No 5 setelah Amerika," ujar Susilo, saat menghadiri diskusi penyusunan platfom kebijakan industri nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (24/6/2013).

Susilo mengakui hingga kini belum ada kerjasama antar instansi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan Indonesia.

Dia mencontohkan seperti di Kementerian ESDM yang memiliki 4 sektor yang bisa menunjang perkembangan ekonomi. Masih belum terintegrasinya kebijakan menjadi kendala sendiri.

Keempat sektor tersebut, antara lain sektor minyak dan gas. Saat ini cadangan migas Indonesia sangatlah sedikit hanya 4 miliar barel. Sebab itu harus ada investasi  untuk meningkatkan cadangan.

Di sisi lain, untuk mengembangkan migas membutuhkan dana dan teknologi yang besar. Sebab itu harus ada aturan yang saling mendukung di antara kementerian.

"Tantangan di migas makin sulit menemukan itu, oleh karena itu tantangan harga, tantangan teknologi lebih besar," ungkapnya.

Kemudian adalah mineral dan batubara. Sektor tersebut kini memang terus digenjot untuk dihilirisasi. Namun dalam pelaksanaannya sebagian besar perusahaan belum mematuhi aturan tersebut yaitu belum membangun pengeloaan mineral (smelter).

"Sekarang sudah minta Tekmira dan minerba untuk mengontrol lagi benar nggak itu berjalan, masalah nanti 2014 apakah tidak boleh ekspor ya lihat nanti," ujarnya.

Sektor selanjutnya adalah listrik dan energi baru terbarukan, saat ini banyak rintangan yang sedang dihadapi dalam melaksanakan dua sektor sertebut, seperti perizinan tanah, dan eksplorasi.

"Itu tantangannya bukan main. Sekarang proyek  10 ribu Mega Watt belum selesai, banyak tantangan, tanah perizinan," tandas dia. (Pew/Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.