Harga emas menguat pada perdagangan Selasa (25/6/2013) ini, imbas pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) setelah dua pejabat Federal Reserve mengatakan tentang penghentian stimulus moneter.
Harga emas di pasar spot Asia naik 0,2% menjadi US$ 1.283,55 per ounce. Sementara harga emas Comex juga naik US$ 6 menjadi US$ 1.283,10 per ounce," mengutip laman Reuters.
Pada Senin (25/6/2013), harga emas jatuh sekitar 1% memperpanjang pelemahan dalam pekan lalu yang mencapai 7%. Ini karena kekhawatiran The Fed akan menghentikan pembelian bond bulanan senilai US$ 85 miliar dan krisis uang tunai di Cina.
Pekan lalu, Kepala Federal Reserve Ben Bernanke memberikan sinyal paling eksplisit bahwa Bank Sentral AS
mempertimbangkan kembali pemberian stimulus moneter berupa pembelian bond per bulan senilai US$ 85 miliar berupa treasury dan pembelian utang berbasis mortgage.
Sementara kemarin, Presiden Fed Minneapolis Narayana Kocherlakota mengatakan investor salah menilai karena Bank Sentral juga memiliki keinginan untuk lebih mengetatkan kebijakan sebelum pertemuan berakhir pekan ini.
Presiden Fed Dallas Richard Fisher juga mengatakan bahkan jika bank kembali memutar stimulus pada tahun ini, masih akan menjalankan kebijakan yang akomodatif.
Di sisi lain, kekhawatiran krisis kredit dalam sistem perbankan China mereda karena penurunan suku bunga jangka pendek.
Bank Sentral mengatakan ada dana yang cukup di pasar, tetapi bank diminta untuk meningkatkan manajemen kas dan pinjaman kontrol. (Nur)
Harga emas di pasar spot Asia naik 0,2% menjadi US$ 1.283,55 per ounce. Sementara harga emas Comex juga naik US$ 6 menjadi US$ 1.283,10 per ounce," mengutip laman Reuters.
Pada Senin (25/6/2013), harga emas jatuh sekitar 1% memperpanjang pelemahan dalam pekan lalu yang mencapai 7%. Ini karena kekhawatiran The Fed akan menghentikan pembelian bond bulanan senilai US$ 85 miliar dan krisis uang tunai di Cina.
Pekan lalu, Kepala Federal Reserve Ben Bernanke memberikan sinyal paling eksplisit bahwa Bank Sentral AS
mempertimbangkan kembali pemberian stimulus moneter berupa pembelian bond per bulan senilai US$ 85 miliar berupa treasury dan pembelian utang berbasis mortgage.
Sementara kemarin, Presiden Fed Minneapolis Narayana Kocherlakota mengatakan investor salah menilai karena Bank Sentral juga memiliki keinginan untuk lebih mengetatkan kebijakan sebelum pertemuan berakhir pekan ini.
Presiden Fed Dallas Richard Fisher juga mengatakan bahkan jika bank kembali memutar stimulus pada tahun ini, masih akan menjalankan kebijakan yang akomodatif.
Di sisi lain, kekhawatiran krisis kredit dalam sistem perbankan China mereda karena penurunan suku bunga jangka pendek.
Bank Sentral mengatakan ada dana yang cukup di pasar, tetapi bank diminta untuk meningkatkan manajemen kas dan pinjaman kontrol. (Nur)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.